Mengenal Molnupiravir dan Paxlovid obat Covid di Indonesia

Molnupiravir menargetkan enzim yang digunakan virus corona untuk mereproduksi dirinya sendiri.
Molnupiravir menargetkan enzim yang digunakan virus corona untuk mereproduksi dirinya sendiri.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengarahkan pasien Covid-19 dengan gejala ringan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah, dengan diberikan suplemen vitamin maupun obat terapi tambahan yang telah diizinkan penggunaannya. Selain itu, pemerintah melakukan penyesuaian dengen merekomendasikan perubahan peraturan penatalaksanaan pasien Covid-19. Dalam keterangan resmi yang dirilis Kemenkes, akan disertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien Covid-19 gejala ringan.

Baca juga : Punya Gejala Seperti Ini? Fix! Anda Kena Covid-19 Varian Baru (doctortool.id)

Kepala Sub Bagian Advokasi Hukum dan Humas Ditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Rico Mardiansyah mengatakan, pasien terinfeksi corona dengan gejala ringan yang melakukan isolasi secara mandiri juga akan diberikan vitamin. “Paket obat vitamin dan tercantum (Molnupiravir dan Plaxvoid),” ujar Rico saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/1/2022). Kendati begitu, Rico menegaskan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan DTO (Digital Transformation Office), dan masih menunggu keputusan akhir.

Apa itu Molnupiravir dan Plaxvoid?

Hasil penelitian menujukkan Molnupiravir dan Plaxlovid mampu mengurangi gejala parah bahkan kematian pada pasien Covid-19. Obat-obatan ini telah diuji coba pada pasien corona dan terbukti aman. Kedua obat juga telah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA). Sejauh ini, Molnupiravir telah mendapatkan EUA (emergency use authorization) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sedangkan Paxlovid masih dalam proses mendapatkan EUA.

Molnupiravir

Molnupiravir merupakan pil antivirus oral yang dapat digunakan pasien bergejala ringan. Obat ini diminum dalam beberapa hari pertama setelah terpapar Covid-19, dan mampu mengurangi risiko rawat inap dan kematian sebesar 30-50 persen. Molnupiravir yang dikembangkan Merck dan Ridgeback Biotherapeutics untuk mengobati Covid-19 ringan hingga sedang pada orang dewasa yang berisiko terkena penyakit parah. Melansir pemberitaan sebelumnya, obat ini berdosis 2×800 mg berjumlah 40 tablet untuk diminum obat pasien dengan dosis 2×4 tablet per hari. Ditegaskan bahwa Molnupiravir hanya tersedia dengan resep dokter dan harus dikonsumsi sesegera mungkin setelah terpapar virus dalam jangka waktu lima hari setelah muncul gejala. Obat ini tidak diizinkan untuk pasien berusia di bawah 18 tahun, karena dapat berdampak pada pertumbuhan tulang dan tulang rawan. Selain itu, obat ini tidak digunakan bagi seseorang yang belum atau sudah tertular Covid-19, dan pasien yang dirawat karena corona di rumah sakit.

Paxlovid

Obat Paxlovid dikembangkan oleh Pfizer. Pil antivirus oral ini dapat digunakan pasien Covid-19 secara mandiri di rumah. Paxlovid dapat mengurangi risiko rawat inap dan kematian hingga 88 persen, dan diminum dalam beberapa hari setelah terpapar virus corona. Pasien yang menerima obat ini harus mempunyai berat badan setidaknya 40 kilogram, dengan hasil positif tes SARS-CoV-2 dan berisiko tinggi mengembangkan penyakit Covid-19 yang parah. Paxlovid hanya tersedia dengan resep dokter dan harus dimulai sesegera mungkin setelah diagnosis Covid-19, dalam jangka waktu lima hari setelah timbulnya gejala.

Paxlovid tidak diizinkan untuk pencegahan pra-pajanan atau pasca-pajanan corona atau untuk memulai pengobatan pasien yang memerlukan rawat inap akibat infeksi yang parah atau kritis. Ditegaskan, Paxlovid bukanlah pengganti vaksinasi pada orang yang direkomendasikan untuk vaksinasi dan dosis booster.

Melansir laman FDA, Paxlovid (tablet nirmatrelvir dan ritonavir, dikemas bersama untuk penggunaan oral), diberikan untuk pasien dewasa dan anak-anak lebih dari 12 tahun atau lebih tua. Nirmatrelvir menghambat protein SARS-CoV-2 untuk menghentikan replikasi virus, sedangkan ritonavir memperlambat pemecahan nirmatrelvir untuk membantunya tetap berada di dalam tubuh dalam waktu yang lebih lama pada konsentrasi yang lebih tinggi.

Paxlovid diberikan sebagai tiga tablet, yang terdiri dari dua tablet nirmatrelvir dan satu tablet ritonavir, diminum bersamaan sebanyak dua kali sehari selama lima hari, dengan total 30 tablet. Obat ini tidak diizinkan untuk digunakan lebih dari lima hari berturut-turut. Sementara itu, kemungkinan efek samping penggunaan obat ini seperti gangguan indera perasa, diare, tekanan darah tinggi dan nyeri otot. Menggunakan Paxlovid pada saat yang bersamaan dengan obat-obatan tertentu lainnya dapat mengakibatkan interaksi obat yang berpotensi signifikan.

Paxlovid tidak dianjurkan pada pasien dengan ginjal berat atau gangguan hati yang parah. Pada pasien dengan gangguan ginjal sedang, dosis Paxlovid dikurangi sesuai yang diperlukan. Adapun pasien dengan masalah ginjal atau hati harus berdiskusi dengan penyedia layanan kesehatan terkait obat ini.

Sumber : Mengenal Molnupiravir dan Paxlovid, Obat Covid-19 yang Digunakan di Indonesia Halaman all – Kompas.com

Categories
Archives