Efek Samping 5 Vaksin Booster Covid, Pfizer hingga Moderna

Pemberian vaksin booster Covid-19 bakal mulai dilakukan di Indonesia Rabu (12/1). Berikut efek samping vaksin booster yang mengantongi izin penggunaan darurat.
Pemberian vaksin booster Covid-19 bakal mulai dilakukan di Indonesia Rabu (12/1). Berikut efek samping vaksin booster yang mengantongi izin penggunaan darurat.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat (EUA) pada lima merek untuk vaksin booster. Kelima merek vaksin yakni, CoronaVac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna dan Zifivax. Berikut efek samping vaksin booster. Nantinya, tiga merek vaksin (CoronaVac, Pfizer dan AstraZeneca) sebagai homologous atau pemberian vaksin ketiga menggunakan platform atau merek yang sama. Sementara dua merek lainnya, Moderna dan Zififax, sebagai heterologous atau pemberian vaksin ketiga berbeda dengan vaksin dosis 1 dan 2.

Satu hal yang jadi perhatian adalah soal efek samping vaksin booster, terlebih sebagian orang merasakan efek samping beragam setelah menerima vaksin baik dosis pertama maupun kedua. Namun Erlang Samoedro, ahli pulmonologi, menyebut efek samping vaksin booster akan serupa seperti saat jadi vaksin utama (dosis 1 dan 2).

“Iya sama efek sampingnya,” kata Erlang pada CNNIndonesia.com via pesan singkat, Selasa (11/1). Akan tetapi, berikut detail efek samping vaksin booster yang mengantongi izin penggunaan darurat di Indonesia.

1. Efek samping vaksin booster CoronaVac atau Sinovac

Vaksin CoronaVac/Sinovac memperoleh izin penggunaan darurat pada Januari 2021 silam. Terkait efek samping, BPOM menyebut efek samping Sinovac bersifat ringan-sedang. Efek samping ini juga disebut Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI). Beberapa efek samping berupa, nyeri lokal (bekas suntikan), nyeri otot, pembengkakan, sakit kepala (0,1 persen). Selain itu muncul efek samping diare (1-1,5 persen).

2. Efek samping vaksin booster Pfizer

Selain Indonesia, Israel juga menggunakan Pfizer sebagai vaksin booster pada Juli-Agustus 2021. Dari survei pada sekitar 4.500 penerima vaksin, sebanyak 88 persen responden merasa “mirip atau lebih baik” dari yang mereka rasakan saat suntikan kedua. Sebagaimana dilansir CNA, sebanyak 31 persen melaporkan berbagai efek samping paling umum yakni rasa sakit di titik penyuntikan. Kemudian sekitar 0,4 persen mengalami kesulitan bernapas dan sebanyak 1 persen mencari pertolongan medis karena beberapa efek samping. Akan tetapi efek samping vaksin Pfizer tidak berbeda jauh dengan vaksin-vaksin lain yang sudah beredar di Indonesia. Umumnya efek samping berupa rasa sakit di area suntikan, demam, flu dan pusing. Efek samping ini pun biasanya hanya berlangsung sebentar dan hilang tanpa harus ada pertolongan medis.

3. Efek samping vaksin booster AstraZeneca

Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) efek samping vaksin AstraZeneca terbilang ringan hingga sedang dengan tingkat keparahan bisa diselesaikan dalam hitungan hari setelah vaksinasi. Jika dibanding dosis pertama, dosis kedua bisa dibilang lebih ringan atau lebih jarang. Efek samping yang sering dilaporkan antara lain, nyeri di area suntikan, sakit kepala, kelelahan, myalgia, malaise, demam, tubuh menggigil, mual dan artralgia (nyeri atau kaki pada sendi).

4. Efek samping vaksin booster Moderna

Vaksin Moderna merupakan vaksin mRNA atau vaksin yang dibuat dari spike protein yang ada di permukaan virus corona. Suntikan Moderna akan langsung bekerja untuk mengenali spike protein virus. Ines Atmosukarto, doktor dan ahli molekuler dan biologi seluler dari Universitas Adelaide Australia, menyebut efek sampingnya tidak jauh berbeda dengan vaksin-vaksin merek lain.

“Ya rasa tidak enak, panas, ngilu, meriang itu karena sistem imun kita terstimulasi. KIPI tersebut sifatnya sementara. Setelah 24-48 jam biasanya hilang. Memang ada laporan myocarditis (inflamasi jantung) pada orang muda, umumnya laki-laki,” kata Ines beberapa waktu lalu.

“Namun ini juga sementara. Setelah beberapa hari hilang. Jangan lupa penyakit Covid-19 malah menyebabkan myocarditis yang lebih lama.”

Sementara itu dalam laporannya FDA menyebut efek samping vaksin Moderna saat uji klinis termasuk, rasa sakit pada area suntikan, bengkak, kemerahan, kemudian kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, kedinginan, mual dan muntah, demam dan ruam merah. Setelah Moderna digunakan masyarakat, efek samping yang umum dilaporkan berupa reaksi alergi (kesulitan bernapas, bengkak pada wajah dan tenggorokan, detak jantung cepat, ruam merah, pening dan lemah), myocarditis, pericarditis (inflamasi pada lapisan luar jantung).

5. Efek samping vaksin booster Zifivax

Vaksin produksi China ini jadi vaksin kesepuluh yang diberi izin penggunaan darurat di Indonesia pada Oktober 2021. Vaksin Zifivax dikembangkan oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical, kemudian dikembangkan di Indonesia bekerjasama dengan PT JBio. Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito menyebut tidak ada efek samping berat dari vaksin Zifivax. Efek samping berupa efek samping sistemik paling sering dilaporkan yakni, sakit kepala, kelelahan, dan demam.

Sumber : Efek Samping 5 Vaksin Booster Covid, Pfizer hingga Moderna – Halaman 2 (cnnindonesia.com)