Data SATUSEHAT Kemenkes Bisa untuk Dinkes Intervensi Kesehatan

Warga menjalani pendataan saat vaksinasi COVID-19 keliling di Kebon Kacang, Jakarta, Jumat (9/7/2021). Mobil vaksin COVID-19 keliling diluncurkan guna mempercepat pencapaian target vaksinasi COVID-19 di Ibu Kota untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Data yang terintegrasi pada platform SATUSEHAT milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dapat dimanfaatkan Dinas Kesehatan (Dinkes) masing-masing. Utamanya, untuk penanganan intervensi kesehatan secara lebih spesifik.

Baca Juga: Rekam Medis Elektronik Segera Diterapkan, Kemenkes Siapkan Trainer

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan, data pada platform SATUSEHAT berasal dari laporan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Dalam hal ini, riwayat pemeriksaan pasien, mulai dari general check up sampai pemeriksaan laboratorium atau darah akan terekam masuk ke SATUSEHAT.

Dinkes pun dapat memanfaatkan data SATUSEHAT untuk intervensi kesehatan sehingga penanganan penyakit pasien dapat menyasar lebih khusus. Selain itu, melalui SATUSEHAT dapat mengukur terkait kesehatan masyarakat dalam satu populasi.

“Oleh Dinkes, (platform SATUSEHAT) untuk memahami population health, populasi kesehatan di level kecamatan, desa, kabupaten/kota sehingga intervensi lebih pas nantinya,” ujar Budi Gunadi usai Ratas Percepatan Penanganan Stunting di Kantor Presiden Jakarta pada Senin, 2 Januari 2023.

“Ini spesifik berbasis data. Jadi lebih efektif dan efisien.”

Integrasi SATUSEHAT juga akan terkoneksi dengan aplikasi PeduliLindungi. Ke depan, penggunaan PeduliLindungi tidak hanya untuk sertifikat vaksinasi dan scan QR Code saja, melainkan data riwayat imunisasi anak dan pemeriksaan kesehatan juga akan masuk.

“Sekarang kan (data riwayat pasien) dimiliki fasyankes, nanti akan jadi milik individu (masuk PeduliLindungi) sehingga kalau dia sakit, dia bisa share (bagikan) ke dokter, data itu track record (rekam jejak),” terang Budi Gunadi.

“Misalnya, lima tahun terakhir rajin lari, hidupnya sehat kok, dia enggak pernah check up jantung, tapi ususnya suka sakit perut, suka beli obat sakit perut di apotek. Jadi dokternya akan jauh lebih cepat tahu. Dan (data) ini bisa digunakan oleh pemerintah daerah.”

Target Integrasi Akhir 2023

Integrasi fasyankes ke platform SATUSEHAT, ditargetkan Menkes Budi Gunadi Sadikin dapat tercapai seluruhnya akhir tahun 2023. Selanjutnya, memasuki tahun 2024 mendatang bisa diimplementasikan sepenuhnya.

“Kami memang mengharapkan di akhir tahun 2023 sudah selesai semua, sudah terintegrasi (ke platform SATUSEHAT) dan 2024 tinggal kita memanfaatkannya saja,” ucapnya.

Kehadiran platform SATUSEHAT Kemenkes merupakan bagian dari transformasi sistem pemerintahan berbasis elektronik sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni portal Satu Data Indonesia (SDI). 

SDI merupakan kebijakan tata kelola data pemerintah yang bertujuan untuk menciptakan data berkualitas, mudah diakses, dan dapat dibagipakaikan antar-instansi pusat serta daerah. Portal SDI resmi diluncurkan Pemerintah pada Jumat, 23 Desember 2022.

“Memang dalam rangka payung sistem pemerintahan berbasis elektronik, karena Bapak Presiden ingin mengintegrasikan data pemerintah,” jelas Budi Gunadi.

“Nah, integrasi data pemerintah ini sudah ada strateginya, Bapak Presiden sudah tanda tangan Perpres-nya, yaitu Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik, yang mana data ini akan masuk menjadi Satu Data Indonesia. Data kesehatan, data keuangan, data sosial, data sumber daya alam, itu semua masuk jadi Satu Data Indonesia.”

Integrasi 8.291 Fasyankes di Jawa-Bali

Data Kemenkes per 16 Desember 2022, sebanyak 8.291 fasyankes di 7 provinsi Jawa – Bali telah siap terintegrasi ke dalam platform SATUSEHAT. Banten merupakan provinsi terakhir yang mengikuti uji coba dan pendampingan integrasi SATUSEHAT di Pulau Jawa – Bali pada tahun 2022.

Sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Provinsi Banten telah melalui proses uji coba dan pendampingan integrasi SATUSEHAT. Hasilnya, 248 puskesmas dan 21 rumah sakit yang terdapat di Provinsi Banten telah siap terintegrasi dengan SATUSEHAT.

Program Manager Pelayanan Kesehatan Sekunder Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes RI Aang Jatnika menjelaskan, upaya pendampingan akan terus dilakukan untuk memastikan kesiapan fasyankes terintegrasi SATUSEHAT menuju penerapan Rekam Medis Elektronik (RME) di seluruh fasyankes pada tahun 2023.

Hingga akhir tahun 2022, integrasi SATUSEHAT ditargetkan mencapai 12.000 fasyankes.

“Hingga saat ini, pendampingan integrasi SATUSEHAT masih terus berlanjut sehingga jumlah fasyankes yang siap terintegrasi jumlahnya akan bertambah,” jelas Aang saat Uji Coba SATUSEHAT di Tangerang, Banten pada Jumat, 16 Desember 2022.

Integrasi ke Sistem Laboratorium

SATUSEHAT sendiri merupakan sebuah platform yang mengintegrasikan data kesehatan individu antar fasyankes dalam bentuk Rekam Medis Elektronik (RME) guna mendukung interoperabilitas data kesehatan melalui standardisasi dan digitalisasi.

Dalam melakukan uji coba integrasi fasyankes, para peserta diberikan pendampingan untuk saling memperlihatkan data kesehatan yang tersimpan di masing-masing Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan Rumah Sakit (SIMRS) melalui platform SATUSEHAT.

Data kesehatan yang diperoleh secara near real-time tersebut dapat dimanfaatkan oleh tenaga kesehatan dan fasyankes untuk melakukan diagnosa, perawatan, tindakan medis, dan peresepan obat yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.

Aang Jatnika menambahkan, uji coba integrasi fase lanjutan platform SATUSEHAT untuk studi kasus laboratorium dengan pengelola Sistem Informasi Manajemen Laboratorium (SIMLAB) di Indonesia juga dilakukan.

“Setelah berhasil uji coba integrasi data laboratorium pada peserta alfa dan beta, dalam waktu dekat akan dilakukan uji coba dan pendampingan integrasi untuk pengelola SIMLAB yang memiliki jaringan luas di dalam negeri untuk terhubung ke dalam SATUSEHAT,” tambahnya.

Sumber: Data SATUSEHAT Kemenkes Bisa untuk Dinkes Intervensi Kesehatan (Liputan6)