AstraZeneca Berhasil Dalam Uji Coba Obat Pencegahan Covid-19

AstraZeneca Berhasil Dalam Uji Coba Obat Pencegahan Covid-19
Gambar komputer yang dibuat oleh Nexu Science Communication bersama dengan Trinity College di Dublin, menunjukkan model yang secara struktural mewakili betacoronavirus yang merupakan jenis virus yang terkait dengan Covid-19.

Koktail obat antibodi Covid-19 eksperimental AstraZeneca berhasil mengurangi penyakit parah atau kematian pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit dalam studi tahap akhir, kata pembuat obat Inggris itu, Senin.

Baca juga : Indonesia Dinilai Kondusif di Tengah Pandemi Covid-19 – DoctorTool

Dilansir Reuters, obat, yang disebut AZD7442 ini mengurangi risiko pengembangan Covid-19 yang parah atau kematian hingga 50% pada pasien yang telah menunjukkan gejala selama tujuh hari atau kurang, memenuhi tujuan utama uji coba.

“Intervensi awal dengan antibodi kami bisa memberikan pengurangan yang signifikan dalam perkembangan penyakit parah, dengan perlindungan berkelanjutan selama lebih dari enam bulan,” kata Mene Pangalos, wakil presiden eksekutif, R&D biofarmasi di AstraZeneca.

Perusahaan akan membahas data dengan otoritas kesehatan, tambahnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

AstraZeneca juga mengembangkan drug cocktail sebagai terapi untuk melindungi orang yang tidak memiliki respons imun yang cukup kuat terhadap vaksin Covid-19. Untuk yang ini telah meminta persetujuan darurat dari regulator AS untuk penggunaannya sebagai obat pencegahan, minggu lalu. 

Keberhasilan ini merupakan langkah besar potensial lainnya dalam perjuangan global untuk memerangi virus.

Sementara vaksin bergantung pada sistem kekebalan yang utuh untuk mengembangkan antibodi yang ditargetkan dan sel penangkal infeksi.

Senyawa biotek Astra yang dikenal sebagai AZD7442 ini mengandung antibodi buatan laboratorium yang dirancang untuk bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan untuk menahan virus jika terjadi infeksi.

Terapi Covid-19 berdasarkan kelas antibodi monoklonal yang sama dijual oleh saingannya Regeneron, Eli Lilly, dan GlaxoSmithKline dan mitranya Vir untuk menghentikan penyakit agar tidak memburuk selama tahap awal infeksi yang lebih ringan.

Terapi AstraZeneca, yang dirancang untuk bertahan beberapa bulan hingga satu tahun, bisa melindungi orang yang tidak memiliki respons kekebalan yang cukup kuat terhadap vaksin Covid-19 karena, misalnya, kemoterapi atau obat anti-penolakan setelah transplantasi organ.

“Obat ini, yang diberikan dalam dua suntikan berurutan, juga bisa melengkapi kursus vaksinasi bagi mereka, seperti personel militer, yang perlu meningkatkan perlindungan mereka lebih lanjut,” kata AstraZeneca.

Sumber : AstraZeneca Berhasil Dalam Uji Coba Obat Pencegahan Covid-19 | TIMES Indonesia