6 Bulan Pandemi, Kasus Covid-19 Indonesia Terbanyak Kedua di ASEAN

6 Bulan Pandemi, Kasus Covid-19 Indonesia Terbanyak Kedua di ASEAN
Ilustrasi virus corona, Covid-19, pasien virus corona(Shutterstock/Anton27)

Penulis Dani Prabowo | Editor Dani Prabowo

JAKARTA, KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 telah berjalan enam bulan di Tanah Air, sejak kasus pertama diumumkan pertama kali oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020. Sejak diumumkan, belum ada tanda-tanda bahwa kasus ini akan segera turun. Bahkan, pada pekan lalu, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan penambahan kasus harian Covid-19 menembus rekor tiga hari berturut-turut. Pertama pada Kamis (27/8/2020), terjadi penambahan kasus positif sebanyak 2.719 orang. Penambahan ini mengalahkan rekor sebelumnya pada 7 Agustus yaitu sebanyak 2.473 orang.

Baca juga: Mayoritas Kematian Pasien Covid-19 karena Komorbid, Apa Saja yang Harus Diwaspadai?

Sehari kemudian, rekor tersebut dikalahkan setelah terjadi penambahan 3.003 kasus dalam sehari. Namun selanjutnya, kasus kembali bertambah naik menjadi 3.308 orang pada 29 Agustus. Dalam laporan pemerintah pun tingkat positivity rate kasus Covid-19 pada Agustus 2020 tertinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, yaitu 15,3 persen.  Positivity rate merupakan perbandingan antara jumlah tes yang dilakukan dengan jumlah kasus positif. Tingginya positivity rate ini disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari kapasitas tes dengan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) yang meningkat hingga telah dimulainya aktivitas ekonomi masyarakat seiring dengan pelonggaran kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Padahal, bila merujuk ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, aktivitas sosial masyarakat dapat dilonggarkan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, apabila tingkat positivity rate di bawah 5 persen. Namun, sejak April hingga Agustus 2020, tingkat positivity rate kasus Covid-19 di Indonesia tidak pernah di bawah 10 persen. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), positivity rate Indonesia sebesar 13,98 persen pada April 2020. Selanjutnya, turun menjadi 10,81 persen pada Mei 2020. Sementara pada Juni, positivity rate naik menjadi 11,79 persen dan kembali naik pada Juli menjadi 13,36 persen.

“Positive rate pada bulan Agustus menjadi tertinggi 15,3 persen dibandingkan bulan-bulan sebelumnya,” ucap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB Raditya Jati dalam rapat koordinasi secara virtual, Senin (31/8/2020). Hingga 1 September 2020, total kasus positif Covid-19 yang dicatat Satgas Penanganan Covid-19 mencapai 177.571 kasus. Jumlah ini bertambah 2.775 kasus dalam sehari. Secara keseluruhan, jumlah pasien yang telah sembuh setelah dinyatakan negatif Covid-19 mencapai 128.057 orang. Sedangkan, jumlah pasien meninggal dunia mencapai 7.505 orang. Itu berarti masih ada 42.009 orang yang saat ini masih dirawat, baik di rumah sakit maupun menjalani isolasi mandiri di rumah, akibat Covid-19.

Sementara itu, dilihat dari kinerja data pertumbuhan kasus positif harian yang dilansir Kompas.com dari Worldometers, Indonesia kini menduduki urutan kedua setelah Filipina di Asia Tenggara dan nomor 23 di seluruh dunia. Akumulasi kasus positif Covid-19 di Filipina dilaporkan sebanyak 224.264 kasus, dimana 158.012 orang telah dinyatakan sembuh dan 3.597 orang dinyatakan meninggal dunia. Itu berarti masih ada 62.655 orang yang masih menjalani perawatan. Di posisi ketiga terdapat Singapura dengan 56.852 kasus, Malaysia dengan 9.354 kasus, dan Thailand 3.417 kasus.

Adapun akumulasi kasus positif Covid-19 di seluruh dunia mencapai 25.888.979 kasus, dimana 18.171.128 orang telah dinyatakan sembuh dan 860.265 orang meninggal dunia. Amerika Serikat masih menjadi negara dengan akumulasi kasus terbanyak yaitu 6.25.428 kasus. Disusul kemudian oleh Brazil (3.952.790 kasus), India (3.766.108 kasus), Rusia (1.000.048 kasus), dan Peru (657.129 kasus).

Sumber: https://nasional.kompas.com/read/2020/09/02/07431741/6-bulan-pandemi-kasus-covid-19-indonesia-terbanyak-kedua-di-asean?page=all

Categories
Archives