Kasus Covid-19 di DKI Jakarta mendapat sorotan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sebab ada kenaikan cukup tinggi pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
Baca juga : Covid Omicron Cepat Menular, Kemungkinan Sudah Ada di RI – DoctorTool
Pada laporan yang dirilis Rabu (24/11/2021) lalu menyebut jumlah kasus rawat inap pada per 21 November sebanyak 200 pasien. Angka tersebut naik 10% hanya dalam waktu satu minggu saja.
“Pada 21 November, jumlah kasus Covid-19 yang dilaporkan dirawat di rumah sakit di DKI Jakarta adalah 200, sedikit meningkat dari 180 kasus satu minggu sebelumnya,” jelasnya, dikutip Senin (29/11/2021)
Meski ada kenaikan pada pasien rawat inap, dalam laporan yang sama disebutkan jumlah kasus isolasi mengalami penurunan. Jumlahnya pun menurun cukup signifikan dari 514 kasus menjadi 296 kasus di minggu ini.
“Pada saat yang sama periode waktu, jumlah kasus yang dilaporkan dalam isolasi diri menurun dari 514 menjadi 296 kasus,” kata WHO.
Bukan hanya di DKI Jakarta, WHO juga memperingatkan wilayah lain yang juga mengalami kenaikan signifikan. Terdapat kenaikan kasus di beberapa titik karena ada peningkatan mobilitas masyarakat.
Peningkatan signifikan terjadi di seluruh provinsi Pulau Jawa yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Banten.
“Peningkatan signifikan dalam mobilitas masyarakat di ritel dan rekreasi diamati di Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Banten, di mana tingkat mobilitas pra-pandemi telah tercapai,” jelas WHO.
Angka positivity rate Indonesia dilaporkan konsisten di bawah 2% selama sembilan minggu terakhir. Artinya laju penularan virus masih berada pada risiko terendah.
Seluruh provinssi Indonesia juga masih ada di level 1 dalam pemantauan hingga 15 November lalu, ungkap WHO.
WHO mengingatkan untuk Indonesia bisa mempertahankan standar testing. Yakni sebanyak 1:1.000 populasi, dengan begitu dapat melihat risiko penularan.
Sementara itu Indonesia telah mencatatkan jumlah testing di atas standar sejak bulan Mei lalu. Laporan WHO menyebutkan dalam 10 minggu terakhir jumlahnya lebih dari 4 per 1.000 penduduk per minggu.
“Dalam sepuluh minggu terakhir, jumlah testing yang dilakukan tercatat lebih dari 4 per 1.000 penduduk dalam seminggu. Sangat penting untuk memastikan kelanjutan dari strategi pengujian yang ketat untuk cepat mengidentifikasi kasus Covid-19 di antara kasus yang dicurigai dan kontak dekat,” ungkap lembaga kesehatan tersebut.
Indonesia juga diminta membuat rencana baru mengantisipasi untuk tidak terjadi ledakan kasus.
“Perumusan rencana konkret diperlukan untuk mengantisipasi dan memitigasi kemungkinan dampak peningkatan mobilitas terhadap transmisi dan kapasitas sistem kesehatan di tingkat nasional dan daerah,” jelas WHO.
Sumber : Pengumuman! WHO Sorot ‘Keras’ Kasus Covid DKI, Ada Apa Ya? (cnbcindonesia.com)