Post: RI akan Berhadapan dengan Hiperendemi Covid-19, Ini Alasannya

‌Warga menjalani swab test PCR di kawasan RT 06/03 , Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (20/Mei/2021). Sebanyak 24 warga atau delapan kepala keluarga (KK) di RT 06, RW 03, Kelurahan Ciracas, Jakarta Timur, terpapar Covid-19. Kawasan RT 03 langsung menerapkan lockdown atau Pengawasan Ketat Berskala Lokal (PKBL) di wilayah tersebut guna mencegah penyebaran Covid-19. Selama lockdown warga diwajibkan melaksanakan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat dan dilarang keluar rumah apabila tidak ada keperluan mendesak. Pihaknya juga mengadakan swab test PCR massal warga setempat. Pihak kecamatan juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial DKI Jakarta untuk memenuhi kebutuhan logistik warga RT tersebut. Delapan KK yang terpapar Covid-19 sebagian besar menjalani isolasi mandiri di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran. Pantauan CNBC Indonesia sejumlah warga terpaksa beraktifitas dari rumah. Okie yang keseharian nya menjadi badut di sekitar Ciracas terpaksa harus menahan diri dari rumah karena ada himbauan untuk tetap dirumah.
Foto: Suasana di Ciracas, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia dinilai masih jauh dari optimal. Oleh karena itu, para ahli menilai Indonesia bakal berstatus hiperendemi.

Baca Juga: Luhut: Kasus Covid-19 di Indonesia Turun 78%, Jawa Bali 87,3% (doctortool.id)

“Indonesia kelihatannya akan mengalami long pandemi,” ujar Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra kepada detikcom, Kamis (26/8/2021).

Padahal, banyak negara lain sudah mulai mengalami penurunan kasus dengan aktivitas yang mulai kembali normal. Misalnya perhelatan olah ragayang tetap mengizinkan banyak penonton. Sementara di Indonesia masih belum.

“Kalau saja pandemi itu akan dicabut oleh WHO setelah mengevaluasi pengaruhnya di dunia di berbagai benua dan negara, Indonesia ya potensial terjadi hiperendemi ya,” lanjutnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sudah mewanti-wanti bahwa masyarakat bakal hidup berdampingan dengan Covid-19. Karena itu, penerapan protokol kesehatan harus tetap berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Selain Covid-19, Indonesia juga berhadapan dengan dengan hiperendemi Tuberkulosis (TB atau TBC). Setiap tahun, Indonesia masuk ranking tiga besar negara dengan kasus TBC terbanyak di dunia.

“Terkait statement bahwa kita akan hidup bersama Covid-19, bukan hal yang baru. Ribuan tahun manusia hidup dengan penyakit menular, bahkan 17 bulan ini kita sudah hidup bersama Covid-19. Biasa saja itu, bukan sesuatu yang aneh,” ujar ahli epidemiologi dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), dr Masdalina Pane pada detikcom, Kamis (26/8/2021).

Untuk mencegah kondisi hiperendemi TBC terjadi pada Covid-19, pemerintah perlu bersikap lebih cepat demi menghindari kondisi lebih buruk, yakni dengan membuat road map, mulai dari memproduksi alat tes dan vaksin COVID-19 secara mandiri hingga fasilitas kesehatan juga harus mencapai standar WHO.

“Dalam road map itu harus berisi apa yang harus dilakukan masyarakat, artinya kalau kita masih hiperendemi maka pembatasan-pembatasan masih akan tetap ada. Kemudian 3M masih harus tetap dilakukan, 3T masih harus tetap berjalan,” kata dr Pane.

Sumber: RI akan Berhadapan dengan Hiperendemi Covid-19, Ini Alasannya (cnbcindonesia.com)