Penulis Gloria Setyvani Putri | Editor Gloria Setyvani Putri
KOMPAS.com – Tiga pengembang vaksin yakni Pfizer Inc dengan mitranya BioNTech SE, Moderna Inc, dan AstraZeneca-Oxford telah merilis data uji coba bulan ini yang menunjukkan kandidat vaksin mereka efektif mencegah penyakit Covid-19. Jika regulator menyetujui penggunaan vaksin dalam beberapa minggu mendatang, tim pengembang vaksin mengatakan distribusi ke seluruh dunia dapat segera dilakukan. Berkaitan dengan distribusi ini, kapan negara-negara di Asia dapat menerima vaksin covid-19 tersebut? Berikut perkiraan jadwal distribusi vaksin yang telah disepakati sejauh ini dan uji klinis yang sedang berlangsung di masing-masing negara seperti dilansir Reuters, Kamis (26/11/2020).
Baca juga: Gejala Covid-19 yang Umum Ditemui Pada Lansia
1. Australia
Negeri kanguru itu telah menyetujui akan membeli 135 juta dosis vaksin, yakni 34 juta dari AstraZenerca-Oxford, 40 juta dari Novavax Inc, 10 juta dari Pfizer-BioNTech, dan 51 juta dosis dari CSL Ltd. Australia berharap mendapat kriiman 3,8 juta dosis vaksin AstraZeneca-Oxford pada Januari hingga Februari 2021.
2. China
China belum mengumumkan kesepakatan pasokan dengan pembuat vaksin dari Barat. Negara tirai bambu ini bermitra dengan perusahaan lokal swasta. China kemungkinan akan menyetujui penggunaan vaksin AstraZeneca-Oxford pada pertengahan 2021. Sementara itu, mitranya di China, Shenzhen Kangtai Biological Products berencana memproduksi minimal 100 juta dosis vaksin di akhir 2020. Untuk vaksin dari Pfizer-BioNTech, satu unit Shanghai Fosun Pharmaceutical Group merencanakan uji coba Tahap 2.
Tibet Rhodiola Pharmaceutical Holding membawa kandidat vaksin Rusia Sputnik V dan merencanakan uji coba tahap awal dan tengah di China. China juga telah menyetujui tiga kandidat vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac dan Sinopharm milik negara untuk program penggunaan darurat. Sinopharm berharap dua kandidatnya mendapat persetujuan bersyarat untuk penggunaan publik secara luas di tahun ini.
3. Jepang
Jepang memiliki kesepakatan untuk membeli 120 juta dosis vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTec pada semester pertama 2021. Kemudian, 120 juta dosis vaksin AstraZeneca-Oxford, yang 30 juta di antaranya akan dikirim pada Maret 2021. Terakhir, 250 juta vaksin dari Novavax. Mereka juga sudah melakukan pembicaraan dengan Johnson & Johnson dan memiliki kesepakatan dengan Shionogi & Co. Para ahli mengatakan, pembuat vaksin perlu melakukan setidaknya uji klinis fase 1-2 di Jepang sebelum meminta persetujuan vaksinnya dipakai di negeri sakura itu.
4. Korea Selatan
Korea Selatan ingin mengamankan vaksin untuk 10 juta orang dari COVAX (distribusi vaksin dari WHO). Mereka juga ingin mendapat 20 juta dosis dari pembuat vaksin lain pada akhir tahun ini. Kesepakatan ini memiliki pengaturan “Pembelian Opsional” dengan COVAX yang memungkinkannya memilih vaksin dari pembuat vaksin tertentu.
Waktu pengadaan dan jumlahnya tergantung pada jadwal produksi vaksin tersebut, menurut pejabat kesehatan Korea Selatan. Inokulasi kemungkinan akan dimulai pada kuartal kedua tahun depan untuk memberikan lebih banyak waktu untuk mengamati potensi efek samping.
5. India
Kepala Serum Institute of India, yang membuat vaksin AstraZeneca, mengatakan pada 23 November, hasil uji coba status akhir yang positif dari kandidat akan memungkinkannya untuk mencari otorisasi penggunaan darurat pada akhir tahun, sebelum mendapatkan persetujuan untuk peluncuran penuh pada Februari atau Maret tahun depan. India juga mengharapkan vaksin yang didukung pemerintah akan diluncurkan paling cepat Februari 2021, saat sedang melakukan uji coba tahap akhir Sputnik V.
6. Taiwan
Taiwan berencana mengamankan sekitar 15 juta dosis vaksin di awal, baik melalui skema COVAX dan membeli langsung dari pembuat vaksin. Kemudian Taiwan akan membeli 15 juta dosis vaksin tambahan. Pemerintah Taiwan berharap dapat mulai melakukan vaksinasi pada kuartal pertama tahun depan.
7. Filipina
Saat ini Filipina sedang melakukan pembicaraan dengan tim pengembang vaksin AstraZeneca-Oxford untuk dapat memberi pasokan 20 juta dosis. Jika disetujui, mungkin vaksin itu akan tidak di Filipina pada kuartal kedua tahun depan. Filipina berharap dapat memiliki total 60 juta dosis vaksin. Mereka juga sedang melakukan pembicaraan dengan Pfizer-BioNTech dan Sinovac. Pembuat vaksin dapat mengajukan permohonan persetujuan dengan regulator negara meskipun tidak ada uji klinis yang dilakukan di Filipina.
8. Indonesia
Indonesia terdaftar sebagai satu dari 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang berarti berhak memiliki akses vaksin melalui COVAX untuk 20 persen populasinya, atau sekitar 106-107 juta dosis jika setiap orang mendapat dua suntikan. Indonesia sedang menguji vaksin Sinovac dan bersiap untuk memulai vaksinasi massal untuk staf medis dan pekerja garis depan lainnya paling cepat akhir Januari.
9. Vietnam
Pejabat pemerintahan Vietnam mengatakan, vaksin dari COVAX hanya akan mencakup 20 persen dari populasinya. Sebab itu, Vietnam kemungkinan akan melakukan kesepakatan terpisah dengan pembuat vaksin lain karena permintaan vaksin yang tinggi.
10. Bangladesh
Bangladesh menandatangani kesepakatan dengan India’s Serum untuk membeli 30 juta dosis vaksin AstraZeneca-Oxford. Bangladesh juga berharap menerima 68 juta dosis dari GAVI dengan tingkat subsidi, kata seorang pejabat senior kementerian kesehatan negara tersebut.