IDI Pastikan Penularan Covid-19 Masih Terus Terjadi
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rr Laeny Sulistyawati, Dessy Suciati Saputri, Antara
Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai tren kasus baru positif terinfeksi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) cenderung meningkat. Jumlah kasus harian yang lebih dari 2.000 selama beberapa waktu terakhir harus menjadi satu pertanda. Penularan Covid-19 masih terus terjadi. Banyak orang yang terinfeksi namun belum mengetahuinya dan kemudian menularkan ke yang lain.
Ketua Umum PB IDI Daeng M Faqih mengatakan, data yang dihimpun pemerintah kemudian dilaporkan ke publik terungkap bahwa kasus baru Covid-19 masih terjadi, bahkan di atas 2 ribu kasus per hari dalam beberapa hari terakhir. “Kalau memang kasus (Covid-19) terus naik berarti infeksinya masih terus terjadi, penularannya terus berjalan. Artinya banyak komunitas kita yang belum mengetahui (tertular Covid-19) dan belum diisolasi kemudian menularkan ke yang lain,” ujarnya saat ditemui di kantornya, di Jakarta, Senin (24/8).
Bahkan, ia menyebutkan data bahwa satu orang yang terinfeksi Covid-19 di Jakarta berpotensi menularkan ke sembilan orang lainnya. Padahal, ia mengingatkan organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menargetkan tidak ada lagi penularan. “Jadi kita harus kerja lebih keras supaya orang yang telah terinfeksi virus tidak menularkan ke banyak orang,” ujarnya.
Baca juga: Bagaimana Gejala Happy Hypoxia pada Pasien Covid-19?
Ia menyebutkan beberapa upaya yarus dikerjakan yaitu melakukan testing untuk menemukan kasus baru dan diisolasi. Ia menambahkan, pihak yang jadi garda terdepan testing, tracing, treatment adalah petugas kesehatan dan meminta meminta kecepatan melakukan testing bisa lebih baik.
Caranya adalah dengan terus menemukan kasus baru di lapangan. Kemudian begitu menemukan yang terinfeksi, dia melanjutkan, maka segera lakukan isolasi dan lokalisir supaya tidak menularkan ke yang lain. Sementara itu, dia menambahkan, masyarakat yang sehat harus menerapkan protokol kesehatan supaya tidak sakit. Artinya, dia melanjutkan, aplikasi protokol kesehatan ini sebagai aspek pencegahan dan masyarakat jadi garda terdepan.
Tak hanya itu, ia meminta pimpinan masyarakat seperti pemerintah, hingga organisasi profesi juga ikut bergerak memberikan pemahaman, pengertian, pengaruh atau perintah kepada komunitasnya supaya disiplin dalam melakukan protokol kesehatan. “Upaya ini perlu terus digenjot karena mungkin jalannya kurang kencang, apalagi di tengah masyarakat yang hoaksnya luar biasa,” katanya.
Meski ada tren kenaikan jumlah kasus Covid-19, IDI menilai kapasitas rumah sakit (RS) yang menangani pasien terinfeksi corona di Tanah Air masih aman karena baru terisi 60 persen. Kendati demikian, IDI meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) di masing-masing wilayah mengantisipasi membludaknya pasien dengan menghitung pertambahan kasus baru, kapasitas RS yang terisi, dan tempat tidur yang tersisa.
Daeng M Faqih mengatakan, meski IDI tidak memiliki data khusus jumlah kapasitas RS rujukan Covid-19, laporan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan kapasitas tempat tidur untuk pasien Covid-19 masih tersedia sekitar 40 persen. Jadi, dia menambahkan, kapasitas RS yang menangani pasien Covid-19 yang terisi sebanyak 60 persen.
“Ini memang belum mengkhawatirkan tetapi harus ada langkah antisipasi karena kasusnya bertambah lebih dari 2 ribu per hari dan kalau konsisten terjadi maka salam sebulan bisa bertambah 70 ribu kasus baru. Jadi, Dinas Kesehatan harus menghitung pertambahan kasus Covid-19 baru, kapasitas RS yang terisi, dan yang tersisa,” ujarnya.
Ia menyontohkan di beberapa daerah yang terjadi banyak kasus Covid-19 seperti DKI Jakarta harusnya menghitung berapa pertumbuhan kasusnya, berapa total kapasitas kamar, dan ruangan yang masih tersisa. Kemudian, dia melanjutkan, Dinas Kesehatan masing-masing wilayah juga harus memetakan yang berpotensi masuk RS berapa. Ia menegaskan upaya penghitungan ini harus dilakukan untuk antisipasi penuhnya ruangan pasien.
“Dinkes masing-masing daerah yang menghitungnya karena mereka yang tahu,” katanya. Jika dihitung ternyata ada kelebihan kapasitas RS, ia meminta Dinas Kesehatan membuat beberapa skenario.
Pertama, ruangan di rumah sakit yang sudah menangani pasien Covid-19 dimodifikasi supaya ditambah kapasitas ruangannya, alat, dan pemerintah daerah ikut membantu menyediakannya. Kemudian, dia melanjutkan, kalau memang RS rujukan sudah penuh dan tidak memungkinkan menambah ruangan maka ia meminta Dinkes harus menerapkan strategi kedua yaitu RS yang lain non-rujukan Covid-19 bisa diminta untuk ikut menerima pasien.
Laporan harian yang dirilis Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menunjukkan pada Senin (24/8) pukul 12.00 WIB, penambahan konfirmasi positif mencapai 1.877 kasus. Sedangkan kasus sembuh bertambah 3.560 orang.
Dengan penambahan itu, maka total konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia menjadi 155.412 kasus dan yang sembuh menjadi 111.060 orang. Sementara itu, kasus meninggal dunia bertambah 79 orang sehingga total kasus meninggal akibat Covid-19 menjadi 6.759 orang.
Sumber: https://republika.co.id/berita/qfkcdg328/idi-pastikan-penularan-covid19-masih-terus-terjadi