Liputan6.com, Jakarta – Sekelompok peneliti dari Universitas Cambridge baru saja mengumumkan hasil riset terbarunya mengenai virus corona.
Berdasarkan penelitian terbaru ini, para peneliti menyebut wabah virus corona bukan berasal dari Wuhan dan sudah ada sejak September tahun lalu.
Dikutip dari Newsweek, Senin (20/4/2020), lewat riset ini, para peneliti yang dipimpin Peter Forster ini berusaha melacak sumber pertama atau orang yang pertama kali yang terinfeksi virus corona.
Adapun metode yang dilakukan adalah analisis jaringan penyebaran virus ini di seluruh dunia dengan data lebih dari 1.000 genom virus corona. Analisis ini juga menyertakan tanggal infeksi dan tipe virus yang menginfeksi orang tersebut.
Hasilnya, tim peneliti yang dipimpin Peter Forster ini memperkirakan wabah virus corona ternyata tidak dimulai dari Wuhan, setidaknya hingga 17 Januari 2020. Perkiraan ini diperoleh dari data genom virus yang mereka kumpulkan.
Baca juga: Penelitian Sebut Kucing Bisa Terinfeksi Virus Corona COVID-19
Menurut Peter, virus corona memiliki tiga tipe, yakni A, B, dan C. Tipe A merupakan virus corona yang ditemukan di kelelawar dan diprediksi menjadi yang pertama menginfeksi manusia, sedangkan tipe B mutasi tipe A dan tipe C adalah mutasi tipe B.
Dari riset yang dilakukan, tipe A memang banyak ditemukan di Tiongkok, tapi bukan di Wuhan. Riset ini menuturkan Wuhan yang disebut menjadi kota pertama virus ini mewabah ternyata lebih banyak ditemukan pasien dengan virus tipe B.
Sementara tipe C banyak ditemukan dari kasus awal penyebaran virus corona di Eropa, Korea Selatan, Singapura dan Hong Kong. Akan tetapi, tipe ini tidak ditemukan di Tiongkok.
Virus Corona Mulai Mewabah
Berdasarkan riset itu yang dilakukan, Peter lalu memprediksi bahwa wabah virus corona ternyata sudah terjadi antara 13 September hingga 7 Desember 2019. Prediksi ini memang tidak tepat 100 persen, tapi dihitung berdasarkan tingkat mutasi yang tetap.
“Namun ini merupakan asumsi terbaik yang bisa kami simpulkan saat ini, sambil menunggu analisis sampel pasien lebih lanjut yang disimpan di rumah sakit selama 2019,” tutur Peter.
Jika bukan Wuhan, lantas di mana asal virus corona ini? Hasil penelitian sejauh ini menemukan ternyata pasien yang memiliki virus tipe A banyak ditemukan di Guandong, provinsi yang berlokasi 800 km dari Wuhan.
Laporan menunjukkan tujuh dari 11 pasien yang diisolasi di Guangdong memiliki virus tipe A. “Jumlah kasus ini kecil karena tidak banyak genom yang ada pada tahap awal, tapi dengan perjalanan Imlek pola itu bercampur secara geografis,” tutur Peter.
Sebagai informasi, data pemerintah Tiongkok menyebutkan orang pertama yang pertama terinfeksi virus corona berada di provinsi Hubei dengan Wuhan sebagai ibukotanya. Pasian pertama itu ditemukan pada 17 November.
Meski proses penelitian ini belum sepenuhnya selesai, Peter mengatakan penelitian semacam ini penting untuk memastikan peristiwa serupa tidak terjadi lagi di masa dean.
“Memahami tipe virus yang berbeda dan peran mereka dalam penyebaran Covid-19, merupakan salah satu pertanyaan penting yang harus dicari jawabannya,” tutur Peter. (Dam/Ysl)