TEMPO.CO, Jakarta – Para ilmuwan telah mengungkap kalau virus corona Covid-19 dapat menginfeksi suatu sel yang memiliki reseptor angiotensin-converting enzyme 2 (ACE-2). Reseptor ini biasanya ditemukan di saluran pernapasan dan paru-paru, di mana virus pertama kali menginfiltrasi sel pada manusia.
Masalahnya, tim peneliti yang dipimpin Lingli Zhou dari Departemen Oftalmologi, Fakultas Kedokteran di Johns Hopkins University, Amerika Serikat, menemukan mata juga memproduksi ACE-2. Artinya, jika droplet atau percikan dari bersin atau batuk orang yang terinfeksi virus itu mendarat di permukaan mata, virus dapat mulai menginfiltrasi sel-sel di sana.
Ini mungkin menjelaskan mengapa beberapa pasien Covid-19 menderita konjungtivitis atau radang yang menyebabkan mata menjadi merah. “Tidak hanya virus bisa masuk ke tubuh melalui mata, tapi air mata bisa berfungsi sebagai penyebaran infeksi,” kata tim peneliti itu seperti dikutip dari laman Daily Mail, 10 Mei 2020.
Baca juga: Pemerintah Andalkan Penanganan OTG Covid-19 dengan Imunitas
Mereka menganalisis sepuluh mata post-mortem manusia dari orang yang sudah meninggal–bukan karena Covid-19–untuk ekspresi ACE-2 tersebut. Tim juga mencari TMPRSS2, enzim yang membantu infeksi setelah virus terikat ke ACE-2. Kedua protein, ACE-2 dan TMPRSS2, harus ada dalam sel yang sama agar virus dapat bereplikasi secara efektif.
Hasilnya, semua spesimen mata ternyata mengekspresikan ACE-2 dalam jaringan yang melapisi bagian dalam kelopak mata yang disebut konjungtiva. Tidak di sana saja, ditemukan juga di lapisan luar mata yang jelas, yang disebut kornea, dan limbus yang merupakan perbatasan antara kornea dan bagian putih mata.
Protein TMPRSS2 juga ditemukan diekspresikan oleh organ mata. “Bersama-sama, hasil ini menunjukkan bahwa sel-sel permukaan mata termasuk konjungtiva rentan terhadap infeksi oleh SARS-CoV-2 sehingga dapat berfungsi sebagai portal masuk dan reservoir untuk penularan virus,” bunyi hasil penelitian yang belum direview ilmuwan lain tersebut seperti dikutip dari jurnal MedRxiv.
Dalam makalahnya, Zhou dan timnya menerangkan kalau penelitian mereka dipicu oleh spekulasi luas bahwa permukaan mata adalah gerbang lain dari virus itu masuk dan menginfeksi tubuh manusia. Dalam studi sebelumnya, konjungtivitis ditemukan pada 30 persen pasien Covid-19.
Saat itu diduga kalau itu akibat virus yang berpindah dari saluran pernapasan ke mata–komplikasi sekunder yang sering dikaitkan dengan virus. Penelitian Zhou dkk menunjukkan virus menyerang sel-sel mata sejak awal dengan mengikat reseptor ACE-2. “Infeksi sel-sel permukaan mata dapat menyebabkan mata sebagai carrier yang penting,” kata Zhou dalam makalah.
Hasil penelitian ini juga menyoroti pentingnya praktik keselamatan termasuk masker wajah dan goggle sebagai tindakan pencegahan kontak dan penularan Covid-19. “Petugas medis di garis depan seharusnya mengenakan kacamata atau pelindung wajah untuk melindungi mata mereka,” kata hasil penelitian itu menyarankan.
Dokter pertama kali memperingatkan bahwa virus corona dapat menyebar melalui mata pada Januari lalu, ketika wabah infeksi virus itu masih terpusat di Cina. Saat itu dokter Wang Guangfa curiga telah tertular infeksi seperti SARS itu setelah tidak memakai kacamata pelindung, dan mengeluhkan mata yang memerah.
Paul Kellam, profesor genomik virus di Imperial College London, mengatakan kepada MailOnline pada saat itu bahwa sangat mungkin penularan melalui mata. “Jika Anda mengeluarkan droplet, mereka akan membasuh dari mata ke hidung. Mata terhubung ke hidung melalui saluran lakrimal,” kata dia menjelaskan.
Jika orang menderita alergi dan mata mengering, Kellam menambahkan, maka hidung juga berpengaruh. Atau jika menaruh obat di mata, maka akan terasa di bagian belakang tenggorokan. “Tidak hanya flu biasa, virus lain juga ditularkan dengan cara ini. Anda juga bisa mendapatkan infeksi pernapasan melalui mata,” katanya. DAILY MAIL | MEDRXIV