Menjaga Jarak Diperketat, Studi Ungkap Infeksi Covid-19 Dapat Lebih Rendah

Menjaga Jarak Diperketat, Studi Ungkap Infeksi Covid-19 Dapat Lebih Rendah
Foto dirilis Rabu (22/7/2020), memperlihatkan imbauan untuk menjaga jarak di kawasan Taman Wisata Candi Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta. Pihak pengelola dan penyedia jasa wisata di Yogyakarta mencoba kembali bangkit dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat dan melakukan simulasi untuk membiasakan tatanan era adaptasi kebiasaan baru.(ANTARA FOTO/HENDRA NURDIYANSYAH)

KOMPAS.com – Angka penularan Covid-19 di dunia terus meningkat seiring kembalinya aktivitas masyarakat seperti sediakala. Di antaranya seperti penggunaan alat transportasi umum, dibukanya fasilitas publik, kunjungan tempat ibadah dan banyaknya perjalanan ke luar kota yang mulai dilakukan masyarakat.

Bahkan, sejumlah kota di Indonesia melaporkan kasus penularan Covid-19 banyak berasal dari restoran atau tempat makan. Menurut studi yang dilakukan para peneliti di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, faktor-faktor tersebut dikaitkan dengan tingginya angka positif Covid-19 yang terjadi saat ini.

Baca juga: Indonesia OKs Avigan® (Favipiravir) for COVID-19 Treatment

Sementara, penerapan jaga jarak sosial atau fisik ( physical distancing) yang sangat rendah, kemungkinan juga menjadi penyebabnya. Seperti dikutip dari Science Daily, Selasa (15/9/2020), peneliti menganalisis dengan dari data survei yang diambil secara acak terhadap lebih dari 1.000 orang di negara bagian Maryland pada akhir Juni.

Dalam survei tersebut menanyakan tentang penerapan jaga jarak fisik, penggunaan transportasi umum, riwayat infeksi virus corona SARS-CoV-2 dan berbagai perilaku lain yang relevan terkait Covid-19. Salah satu yang ditemukan menurut laporan peneliti yakni penggunaan transportasi umum yang relatif sering, empat kali lebih mungkin terjadinya penularan infeksi virus corona terjadi.

Sementara mereka yang melaporkan penerapan jarak sosial luar ruangan yang ketat, menunjukkan kemungkinan infeksi Covid-19 hanya sekitar sepersepuluh. Studi ini diyakini sebagai evaluasi skala besar pertama dari perilaku terkaut Covid-19 yang didasarkan pada data survei tingkat individu. Hasil studi ini telah dipublikasikan secara online pada 2 September lalu di Clinical Infections Diseases.

“Temuan kami mendukung gagasan bahwa jika Anda harus pergi keluar, maka penerapan jarak sosial atau fisik harus dilakukan dengan sejauh mungkin,” kata penulis senior studi Sunil Solomon, MBBS, PhD, MPH, profesor di Departemen Epidemiologi di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health.

Sebab, lanjut dia, besar kemungkinan peluang terinfeksi SARS-CoV-2 akan jauh lebih rendah dengan menerapkan jaga jarak secara ketat. Secara global angka infeksi virus corona saat ini, berdasarkan data Worldometer menunjukkan 29,4 juta orang atau hampir 30 juta orang di dunia dikonfirmasi positif Covid-19.

Sedangkan angka kematian Covid-19 juga terus meningkat dan kini mulai mendekati 1 juta kasus, dengan 932.802 kasus. Sementara angka infeksi virus SARS-CoV-2 di Indonesia telah mencapai 221.523 kasus dengan 8.841 kasus kematian akibat virus corona baru tersebut.

Sumber: https://www.kompas.com/sains/read/2020/09/15/163100523/menjaga-jarak-diperketat-studi-ungkap-infeksi-covid-19-dapat-lebih-rendah?page=all

Categories
Archives