Penulis Ihsanuddin | Editor Kristian Erdianto
JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi, Ali Ghufron Mukti, memprediksi vaksin lokal virus corona baru akan diproduksi massal dan tersedia bagi masyarakat Indonesia pada pertengahan 2021. “Hasilnya (tersedia) untuk masyarakat kita pada pertengahan 2021,” kata Ali Ghufron dalam konferensi pers dari Kantor Presiden, Kamis (2/7/2020), seperti disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden.
Baca juga: Misteri Covid-19: Banyak Pasien Positif Tidak Menunjukkan Gejala
Menurut Ghufron, vaksin yang dikembangkan konsorsium nasional saat ini terus dikembangkan. Berbagai lembaga mulai dari Bio Farma, Kalbe Farma hingga Eijkman mengembangkan berbagai formulasi yang dibutuhkan untuk melawan virus bernama resmi Sars-Cov-2. Namun ia memperkirakan proses preclinical trial baru akan dimulai pada akhir 2020. “Dan jika diperlukan perpanjangan waktu, mungkin dilanjutkan preclinical trial pada awal 2021,” ucap dia.
Ghufron menyebut proses pengembangan vaksin ini sudah terhitung cepat. Biasanya, menurut dia, butuh waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan suatu vaksin. Namun karena situasi krisis, maka Kemenristek bekerja sama dengan berbagai lembaga berupaya mempercepat proses pengembangan vaksin ini.
Ghufron juga memperkirakan, butuh biaya besar untuk memproduksi massal vaksin virus corona agar mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia. Ia menaksir harga vaksin per orang adalah sebesar 5 Dolar AS atau Rp 75.000. “Jika harga vaksinnya 5 Dollar AS atau Rp 75.000, maka paling tidak kita membutuhkan Rp 26,4 triliun,” ucap Ghufron.
Vaksin Covid-19 ini dikembangkan BUMN PT Kalbe Farma Tbk bekerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan, Genexine Inc. Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sebelumnya menyebut, proses uji klinis fase pertama sudah dimulai pada bulan Juni 2020 di Korea Selatan. Sedangkan uji klinis fase kedua rencananya digelar di Indonesia pada Agustus mendatang.