Kemenkes Lengkapi Alat USG dan Antropometri Guna Cegah Stunting

Seorang balita ditimbang badannya sebelum menerima vaksin campak dan polio di sebuah posyandu di Banda Aceh, Aceh, Rabu (4/10/2020). Pemberian vaksin polio dan vaksin campak secara gratis yang berlanjut di tengah pandemi COVID-19 bertujuan memperkuat imunitas anak. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Secara bertahap, Kementerian Kesehatan RI akan memenuhi kebutuhan USG dan antropometri di semua puskesmas dan posyandu di Indonesia. Langkah tersebut guna menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan stunting pada anak.

Baca Juga: Pendekatan Gizi Spesifik, Strategi Kemenkes Target Stunting 14%

Penyediaan pemeriksaan antenatal berkualitas tinggi dan teratur selama kehamilan akan menentukan status kesehatan ibu hamil dan anak-anak. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil menjadi upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan prevalensi balita stunting.

Hingga saat ini, diperkirakan AKI dan stunting belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 kelahiran hidup (KH) di tahun 2024. Saat ini masih 305 per 100.000 KH. Demikian juga dengan perkiraan prevalensi Balita stunting yang saat ini 24.4%, masih jauh dari target 14 persen di tahun 2024.

“Kementerian Kesehatan RI berkomitmen untuk memprioritaskan ketersediaan layanan esensial bagi ibu dan anak,” ujar Dirjen Kesehatan Masyarakat dr. Maria Endang Sumiwi, Jumat (23/12).

Sampai akhir tahun 2022, sebanyak 66 persen Puskesmas akan tersedia USG dan pelatihan dokter terpenuhi di 42 persen Puskesmas.

Total kebutuhan USG sebanyak 10.321 dari jumlah puskesmas 10.321. Kemenkes menargetkan semua Puskesmas memiliki USG di tahun 2024.

Tahun 2021 sebanyak 2.470 Puskesmas memiliki USG, tahun 2022 sebanyak 4.416 Puskesmas, tahun 2023 ditargetkan 1.943 Puskesmas, dan tahun 2024 sebanyak 1.492 Puskesmas.

Dengan demikian pemenuhan USG di tahun 2022 tersedia di 6.886 puskesmas (66.7 persen). Kemudian dokter terlatih telah tersedia di 4.392 Puskesmas (42.5 persen).

Pelatihan dokter akan dilanjutkan tahun 2023, dijadwalkan sebelum Maret 2023 sesuai pencairan anggaran. 

Dilengkapi USG dan Antropometri

Sementara itu, berdasarkan monitoring per provinsi, dari 66 persen Puskesmas yang sudah mempunyai alat USG untuk pemeriksaan kehamilan antara lain 2 provinsi mencapai lebih dari 90 persen Puskesmasnya sudah memiliki USG. Lalu 50-90 persen puskesmas dari 24 provinsi memiliki USG, dan 8 provinsi di bawah 50 persen.

Selain USG, Kemenkes akan memenuhi kebutuhan antropometri di semua Posyandu. Total kebutuhan antropometri kit sebanyak 313.737 dari jumlah Posyandu 303.416.

Kemenkes menargetkan tahun 2024 semua Posyandu memiliki antropometri. Tahun ini, 33,9% Posyandu akan tersedia antropometri kit.

Sebelumnya tahun 2019 baru 25.177 Puskesmas memiliki antropometri kit, 2020 sebanyak 1.823 Posyandu, tahun 2021 sebanyak 16.936 Posyandu, tahun 2022 berjumlah 34.256 Posyandu, tahun 2023 ditargetkan berjumlah 127.033 Posyandu, dan 2024 ditargetkan mencapai 81.512 Posyandu yang memiliki antropometri.

Tahun ini, antropometri kit akan tersedia di 102.853 posyandu (33.9 persen). Pelatihan pemantauan pertumbuhan dilakukan dengan melibatkan tenaga terlatih dari Puskesmas.

Sumber: Cegah Stunting dan Kematian Ibu, Kemenkes Lengkapi Puskesmas dan Posyandu dengan Alat USG dan Antropometri (Liputan6)

Categories
Archives