Kasus Covid-19 Indonesia Meledak Pasca Libur Lebaran

Sejumlah calon penumpang kereta api menunggu jadwal keberangkatan di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (25/4/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sejumlah calon penumpang kereta api menunggu jadwal keberangkatan di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin (25/4/2022).

Kasus Covid-19 di Indonesia melonjak 53,8% dalam sepekan atau sepekan setelah libur Lebaran. Namun, kasus kematian tetap dalam tren penurunan.

Baca juga : Pengelola Wisma Atlet Antisipasi Lonjakan Covid-19 Usai Lebaran (doctortool.id)

Jumlah kasus Covid-19 dalam sepekan terakhir ( 10-16 Mei 2022) mencapai 2.273. Jumlah tersebut melonjak 53,9% dibandingkan pada pekan sebelumnya (3-9 Mei 2022) yang tercatat sebanyak 1.477.

Kendati meningkat, kasus Covid-19 pada sepekan terakhir masih jauh lebih rendah 34,6% dibandingkan sepekan sebelum libur cuti bersama (22-28 April 2022). Pada pekan tersebut, Indonesia melaporkan kasus baru sebanyak 3.477.

Kasus kematian tercatat 68 jiwa, menurun 37,6% dari pekan sebelumnya. Namun, rata-rata positivity rate meningkat dalam sepekan menjadi 0,36% dari pekan sebelumnya 0,33%.

Pada Senin (16//5/2022), Indonesia melaporkan tambahan kasus sebanyak 182, turun 99,7% dibandingkan pada puncak Covid-19 gelombang III pada 16 Februari lalu di mana kasus menembus 64.718.
Jumlah orang diperiksa tes Covid-19 pada sepekan terakhir juga meningkat menjadi 632.930 orang dari 464.558 orang pekan sebelumnya.

Dicky Budiman, Peneliti Global Health Security Griffith University Australia, memperkirakan kasus Covid-19 yang terjadi sepekan terakhir bisa jadi lebih tinggi daripada yang dilaporkan. Namun, karena tingkat kesakitan serta jumlah yang dites tidak banyak maka kasus yang dilaporkan lebih sedikit.

“Kalau melihat mobilitas yang besar tentu potensi kenaikan jelas ada. Namun, tentu saja sekarang walaupun sakit maka tidak parah karena sudah punya imunitas. Kalau dites yah sebenarnya kasus akan meningkat,” tutur Dicky kepada CNBC Indonesia.

Sebagai catatan, Indonesia memiliki catatan buruk dalam terkait perkembangan Covid-19 setelah libur panjang, seperti Hari Raya Idul Fitri.

Contohnya, libur panjang Lebaran 2021 di mana Hari Raya Idul Fitri jatuh pada 12 Mei 2021. Pada akhir Mei, tambahan kasus harian masih tercatat 5.000-6.000. Kasus Covid-19 melonjak tajam bahkan tidak terkontrol hingga menembus 54 ribu kasus lebih pada Juli 2021. Puncak gelombang II terjadi pada 15 Juli 2021 di mana kasus menembus 56.757.

Sebagai catatan, pada libur Lebaran tahun lalu hampir sebagian besar masyarakat belum divaksin. Program vaksinasi untuk masyarakat umum baru dimulai Juni 2021.

Hal ini berbanding terbalik dengan libur bersama Lebaran tahun ini yang ditetapkan pada 29 April hingga 6 Mei 2022.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sebelum libur cuti bersama Lebaran pada 28 April 2022, penerima vaksin dosis lengkap mencapai 164,66 juta atau 79% dari target. Jumlah penerima booster mencapai 37,46 juta atau 18% dari target.

Dicky mengingatkan selain libur panjang, Indonesia juga memiliki siklus kasus tinggi empat bulanan. Merujuk pada siklus tersebut, kasus tinggi bisa kembali terulang pada Juni mendatang. Karena itulah, masyarakat dan pemerintah diminta tetap waspada untuk menghindari lonjakan kasus bulan depan.

“Ada faktor empat bulanan di Juni. Kita harus sabar menunggu (untuk mengetahui krisis berlalu). Memang sekarang akses layanan kesehatan lebih baik, obat-obatan juga. Juga ada vaksinasi. Memang belum ideal tapi sudah membaik,”ujarnya.

Mobilitas masyarakat tercatat sangat tinggi selama dan setelah Lebaran. Tingginya mobilitas terjadi karena banyaknya masyarakat yang bepergian tempat saudara, tempat makan, tempat wisata, hingga bepergian kembali ke Jakarta.

Data Kereta Api Indonesia (KAI), sepanjang masa angkutan Lebaran hingga Jumat (13/5/2022), KAI Commuter melayani 11,57 juta penumpang.

Pada hari pertama kerja setelah libur Lebaran, Senin (9/5), jumlah pengguna KRL Jabodetabek tercatat 187.584. Jumlah tersebut turun 14% dibandingkan pada Senin terakhir sebelum libur Lebaran (25/4).

Berdasarkan data Google Mobilty Index per 13 Mei, mobilitas masyarakat di tempat umum seperti toko grocery, ritel dan rekreasi melonjak ajam dibandingkan sebulan yang lalu.

Mobilitas masyarakat di toko ritel dan tempat rekreasi meningkat 16%, jauh lebih tinggi dibandingkan tumbuh 3% pada periode 17 April.  Mobilitas di tokok grocery dan yang menjual obat-obatan meningkat 35%, sementara apda pertengahan April hanya tumbuh 25%.

Mobilitas warga di tempat-tempat parkir melonjak 50%, bandingkan pada pertengahan April yang hanya tumbuh 6%. Lonjakan mobilitas di tempat parkir terjadi karena banyaknya masyarakat yang bepergian ke tempat wisata ataupun dalam perjalanan ke luar kota ataupun mudik. Jasa Marga mencatat sebanyak 1.295.930 kendaraan kembali ke wilayah Jabotabek pada 3-8 Mei 2022

Sumber : Alert! Kasus Covid-19 Indonesia Meledak Pasca Libur Lebaran – Halaman 2 (cnbcindonesia.com)