Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman menyarankan pemerintah memberikan satu dosis vaksin saja kepada penyintas Covid-19. Usulan ini merujuk pada hasil studi yang dipublikasikan jurnal, di antaranya British Medical Journal (BMJ) dan Nature.
Baca juga : Masih Ada Waktu Cegah Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia (doctortool.id)
“Ini akan sangat membantu vaksinasi di tengah keterbatasan global ini. Ini juga membuat penyintas Covid-19 cepat sekali, dia enggak repot kan, cuma satu dosis,” katanya kepada merdeka.com, Kamis (25/11).
Menurut Dicky, tidak sulit bagi pemerintah untuk memberikan satu dosis vaksin kepada penyintas Covid-19. Pemerintah, telah memiliki data seroprevalensi orang yang sebenarnya sudah terjangkit Covid-19.
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung ini menuturkan, pemerintah bisa menyuntikkan vaksin Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca kepada penyintas Covid-19. Berdasarkan hasil studi, vaksin mRNA dan AstraZeneca dapat meningkatkan tingkat imunitas penyintas Covid-19.
Sementara vaksin merek lain bisa disuntikkan kepada masyarakat yang belum terpapar Covid-19.
“Ini sangat membantu percepatan vaksinasi,” sambungnya.
Saat ini, ada 11 jenis vaksin Covid-19 yang sudah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use of authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Yakni, Sinovac, Vaksin Covid-19 PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, Sputnik V, Zifivax, Johnson & Johnson, Convidecia, dan Covovax.
Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan sebetulnya ada 16 juta orang di Indonesia yang sudah terinfeksi Covid-19. Temuan ini berdasarkan hasil seroprevalensi.
Seroprevalensi merupakan perhitungan jumlah individu dalam suatu populasi yang menunjukkan hasil positif untuk penyakit berdasarkan spesimen serologi atau serum darah. Seroprevalensi ini ditentukan dengan mengukur titer antibodi.
“Hasil seroprevalensi kita, itu menunjukkan angka prevalensi Covid-19 itu 14 persen. Jadi kalau kita lihat jumlah penderita Covid-19 sekarang dilaporkan sekitar 4.253.598, itu kemungkinan sekitar 15 juta atau 16 juta sebenarnya,” kata Nadia, Selasa (23/11).
Meski jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 sudah banyak, Nadia menegaskan herd immunity atau kekebalan kelompok di Indonesia belum terbentuk. Sebab, capaian vaksinasi Covid-19 baru menyentuh 65,02 persen untuk dosis pertama atau 135.417.063 dari target 208.265.720 orang.
Sedangkan vaksinasi dosis kedua baru 43,32 persen atau setara 90.227.782 orang. Herd immunity baru terbentuk jika 70 persen masyarakat di Indonesia sudah divaksinasi dosis dua atau lengkap.
“Terinfeksi alamiah itu tidak menjadi faktor dalam perhitungan target vaksinasi untuk mengendalikan atau menurunkan laju penularan Covid-19,” ujarnya.
Sumber : Epidemiolog Sarankan Penyintas Covid-19 Cukup Dapat Satu Dosis Vaksin | merdeka.com