Kasus Covid-19 di Indonesia kembali dalam tren meningkat pada Januari 2022 ini. Masyarakat harus kembali meningkatkan kedispilinan menjalankan protokol kesehatan. Selain itu, pemahaman gejala Covid-19 juga harus ditingkatkan agar bisa langsung karantina jika mengalami tanda-tanda infeksi virus corona. Terutama, masyarakat harus memahami gejala Covid-19 Omicron. Pasalnya, kasus Covid-19 Omicron di Indonesia sedang marak mulai tahun 2022 ini.
Baca juga : Covid Varian Omicron Lebih Menular, Tapi Lebih Ringan dari Delta (doctortool.id)
Melansir data Satgas Covid-19, hingga Minggu (9/1/2022) ada tambahan 529 kasus baru yang positif Covid-19 di Indonesia. Sehingga total menjadi 4.266.195 kasus positif Covid-19. Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus positif Covid-19 bertambah 211 orang sehingga menjadi sebanyak 4.115.958 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat positif Covid-19 di Indonesia bertambah 2 orang menjadi sebanyak 144.129 orang.
Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 6.108 kasus, bertambah 316 kasus dibanding sehari sebelumnya. Sejak beberapa hari terakhir, penambahan kasus positif Covid-19 mendekati atau melebihi angka 500 kasus per hari. Padahal, pada awal Januari 2021, rata-rata penambahan kasus positif Covid-19 hanya sekitar 200-an kasus per hari. Merujuk data Satgas Covid-19, pada Sabtu 8/1/2022, ada tambahan 479 kasus baru yang positif Covid-19 di Indonesia. Pada Jumat 7 Januari 2022, tambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 518 kasus. Lalu pada 6 Januari 2021, ada tambahan 533 kasus positif Covid-19 di Indonesia. Kemudian pada Januari 2021, ada tambahan 533 kasus positif Covid-19 di Indonesia.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan kasus Covid-19 Omicron di Indonesia terus meningkat. Pada Jumat (7/1) Kemenkes mencatat penambahan kasus Omicron di Indonesia sebanyak 57 orang. Dengan demikian, total konfirmasi Covid-19 Omicron di Indonesia sebanyak 318 orang. Jumlah kasus Covid-19 Omicron di Indonesia meningkat pesat setelah tahun baru 2022.
Kebanyakan orang terinfeksi Covid-19 Omicron di Indonesia adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap dan tidak bergejala sampai bergejala ringan. Artinya dengan vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19 Omicron. Namun upaya vaksinasi saja tidak cukup, harus dibarengi dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Hal ini penting dilakukan untuk menjamin seseorang aman dari tertular maupun menularkan Covid-19 Omicron kepada orang lain.
Penambahan 57 orang Covid-19 Omicron di Indonesia itu terdiri dari 7 orang transmisi lokal dan 50 orang pelaku perjalanan luar negeri. Secara keseluruhan dari awal kasus Covid-19 Omicron di Indonesia pada Desember 2021 hingga Jumat (7/1/2022) kasus transmisi lokal berjumlah 23 orang dan kasus dari pelaku perjalanan luar negeri berjumlah 295 orang. Secara kumulatif kasus paling banyak berasal dari Turki dan Arab Saudi. Kemudian kebanyakan kasus konfirmasi Omicron adalah mereka yang sudah lengkap vaksinasi COVID-19.
Sebanyak 99% kasus Omicron yang diisolasi memiliki gejala ringan atau tanpa gejala. 97% kasus didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri dan berasal dari Provinsi DKI Jakarta. Selanjutnya sebanyak 4,3% kasus memiliki komorbid seperti Diabetes Melitus dan Hipertensi, serta 1% kasus membutuhkan terapi oksigen.
Perbedaan gejala Covid-19 Omicron dan flu
Dilansir dari Kompas.com, pakar epidemiologi dan mantan pejabat Departemen Kesehatan Detroit AS Dr. Abdul El-Sayed tidak menampik perbedaan gejala Covid-19 Omicron dan flu sangat tipis dan cenderung serupa. Covid-19 dan flu sama-sama menyebabkan gejala seperti pilek, batuk, demam, mudah lelah, nyeri otot, sakit tenggorokan, terkadang muntah, dan diare.
Namun, infeksi virus corona biasanya disertai dengan gejala sakit kepala dan batuk kering. Sedangkan gejala Covid-19 yang khas pada varian delta, seperti hidung tidak bisa mencium bau atau lidah tidak peka rasa, jarang dilaporkan penderita infeksi omicron.
Mengingat minimnya perbedaan gejala Covid-19 Omicron dan flu, El-Sayed menyampaikan, faktor paling penting untuk menakar risiko Covid-19 adalah pajanan. “Jika Anda bertanya-tanya apakah gejala yang dirasakan terkait omicron, coba mulai memempertimbangkan juga apakah ada kemungkinan kontak erat dengan penderita Covid-19?” sarannya, seperti diberitakan CNN.
Apabila ada kemungkinan kontak erat, El-Sayed menyarankan agar Anda segera melakukan isolasi mandiri dan tes Covid-19. “Saya pikir setiap orang perlu mewaspadai kemungkinan Covid-19 (ketika merasakan gejala flu) mengingat varian omicron menyebar dengan cepat,” jelas dia.
Cara mencegah Covid-19 Omicron
Untuk mencegah dan melindungi diri dari infeksi Covid-19 Omicron, setiap orang disarankan untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan 5M. Yakni rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memakai masker dengan benar, menjaga jarak dengan orang lain setidaknya satu meter, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Selain itu, untuk mencegah Covid-19 Omicron, juga perlu mendapatkan vaksin Covid-19. Vaksin Covid-19 dapat melindungi tubuh dari infeksi virus corona gejala berat dan mencegah kematian.
Sumber : Kasus Covid-19 Indonesia Naik Lagi, Ini Perbedaan Gejala Omicron dengan Flu Biasa (kontan.co.id)