Coughvid, Teliti Suara Batuk untuk Pantau COVID-19
Jakarta –
Sekelompok peneliti membuat aplikasi yang diklaim bisa meneliti suara batuk orang yang kemudian bisa digunakan untuk deteksi COVID-19. Kok bisa?
Aplikasi tersebut bernama Coughvid, yang dibuat berdasarkan pernyataan sejumlah dokter yang menyebut para pasien positif COVID-19 punya suara batuk yang berbeda dibanding penyakit lainnya, setidaknya itu yang dikatakan oleh Tomas Teijeiro, salah seorang peneliti yang membuat aplikasi ini.
Menurutnya, suara batuk dari pasien positif Corona punya suara tarikan nafas yang khas pada saat selesai batuk. Suara itulah yang membedakan batuk penderita COVID-19 dibanding batuk lainnya.
Teijeiro dan sejumlah peneliti lain mengembangkan Coughvid sejak sebulan lalu di Ecole Polytechnique Federale de Lausanne, sebuah universitas di Swiss. Mereka mengklaim sudah mengumpulkan lebih dari 15 ribu suara batuk untuk melatih AI yang dipakai.Baca juga: 50 Ribu Tes PCR Covid-19 dari Korsel Tiba di Indonesia
“Kami berhubungan dengan banyak dokter dan beberapa dari mereka mengatakan kalau mereka biasanya bisa membedakan dengan jelas dari suara batuknya apakah seorang pasien mungkin terinfeksi (COVID-19),” ujar Teijeiro, seperti dikutip detikINET dari Business Insider, Selasa (21/4/2020).
Tim pengembang Coughvid saat ini masih mengumpulkan tambahan data untuk melatih AI yang dipakai. Dari 15 ribu contoh suara batuk yang sudah dimiliki, 1000 di antaranya berasal dari orang yang sudah positif COVID-19.
Baca juga: Penelitian Terbaru Sebut Ada Kemungkinan Virus Corona Bukan dari Wuhan
Saat pengumpulan data tersebut sudah selesai, Coughvid bisa saja dipakai sebagai salah satu cara untuk merekomendasikan apakah seseorang perlu menjalani tes corona atau tidak. Saat ini menurut Teijeiro, Coughvid setidaknya masih membutuhkan waktu dua bulan sebelum siap dilempar ke publik.
Coughvid adalah satu dari banyak solusi potensial lain yang bisa menjadi cara untuk deteksi COVID-19. Sebelumnya setidaknya ada tiga laboratorium yang mengembangkan aplikasi berbasis AI untuk menganalisa pernafasan, suara percakapan, dan batuk untuk memprediksi infeksi virus Corona, salah satunya peneliti di Carnegie Mellon University dan New York University.
Sumber: https://inet.detik.com/science/d-4985406/coughvid-teliti-suara-batuk-untuk-pantau-covid-19