JAKARTA – Pandemi Covid-19 membuat semua peneliti dan ilmuan dunia berusaha keras menemukan obat, alat untuk penanganan, dan vaksin. Para peneliti Indonesia pun tak kalah kreatif dan inovatif dalam menemukan alat-alat untuk penanganan.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Tiba, Apakah Virus Corona Akan Hilang karena Vaksinasi?
Salah satu tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) telah menemukan alat pendeteksi Covid-19 melalui hembusan nama. Alat itu diberi nama GeNose. Tentunya, ini sebuah terobosan dan berbeda dengan metode tes yang sekarang digunakan, yakni polymerase chain reaction (PCR) dan rapid tes.
Salah satu peneliti GeNose, Kuwat Triyana, mengatakan estimasi harga per unit GeNose sekitar Rp40 juta. Saat ini Kuwat dan tim masih menunggu review dan panggilan wawancara dari tim independen Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mendapatkan izin produksi massal dan edar.
Dia mengklaim sudah ada konsorsium yang berminat untuk melakukan produksi massal. Kapasitasnya 10.000 unit per bulan. Kuwat memprediksi harganya bisa turun lagi jika produksinya di atas 10.000 per bulan. “Dengan kapasitas 10.000 itu kita bisa mendeteksi 1 juta orang per hari. Itu luar biasa. (bandingkan) PCR se-Indonesia paling 50 per hari. Coba kalau pakai itu (GeNose) bisa 1 juta,” ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Minggu
Kuwat berharap ada tambahan investasi sehingga produksi per bulannya bisa meningkat. Dia mengungkapkan sudah ada perusahaan migas yang datang ke UGM. Perusahaan itu, menurutnya, saban pekan harus mengirim 100 orang pekerjanya ke offshore (lepas pantai).
Untuk menghindari penularan, mereka harus melakukan tes PCR sebelum mengirimkan pekerjanya. Hitung-hitungan kasar, jika tarif PCR itu Rp1-1,5 juta per orang, dibutuhkan dana Rp150 juta. Sementara itu, biaya tes menggunakan GeNose jauh lebih lebih murah dan cepat, hanya dua menit. “Ini biaya produksi sebelum massal Rp6.000 dengan locking system-nya. Nanti ada biaya lainnya, termasuk pengelolaan limbah (jadi) Rp15.000,” pungkas Kuwat.