REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Banyak keluarga di China yang memiliki tradisi menyajikan makanan secara komunal. Saat makan, masing-masing anggota keluarga akan memegang sendiri mangkuk berisikan nasi, Sedangkan lauk-pauknya diletakkan di tengah meja agar bisa dimakan bersama-sama.
Tiap anggota keluarga akan mengambil lauk-pauk yang ada di tengah meja sedikit demi sedikit dan berulang kali selama makan. Mereka mengambil lauk-pauk menggunakan sumpit yang juga mereka gunakan untuk menyuap makanan ke mulut masing-masing.
Tradisi ini pula yang biasa dilakukan oleh Linda He dan keluarga. Kebiasaan menyajikan makanan secara komunal dan menyantap lauk-pauk dari wadah yang sama dipandang sebagai sebuah bentuk kasih sayang. Akan tetapi, pandemi Covid-19 membuat Linda berpikir untuk menghentikan tradisi ini.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal Sesak Napas sebagai Gejala Covid-19
Cara makan seperti ini dapat membuat ludah yang menempel di sumpit mengontaminasi lauk-pauk yang disajikan untuk makan bersama. Lauk-pauk yang terkontaminasi oleh ludah salah satu anggota keluarga bisa termakan oleh anggota keluarga lainnya. Bila salah satu anggota keluarga ada yang terkena Covid-19, maka risiko penularan bisa tak terhindarkan.
“Berbagi makanan sudah menjadi tradisi, tapi kami selalu berpikir sebaiknya menghindari (kebiasaan) itu karena dapat membantu penyebaran penyakit (Covid-19),” jelas seorang warga keturunan Cina Linda He, seperti dilansir South China Morning Post.
Kini, Linda terbiasa menyiapkan dua pasang sumpit untuk masing-masing anggota keluarga saat makan bersama. Satu pasang sumpit digunakan khusus untuk mengambil lauk pauk dan menaruhnya ke dalam mangkuk makan. Satu pasang sumpit lainnya digunakan khusus untuk menyuap nasi dan lauk-pauk dari mangkuk makan ke dalam mulut.
Tak hanya Linda, cukup banyak warga China yang terdorong untuk mengubah kebiasaan mereka akibat pandemi Covid-19. Linda pun mengungkapkan bahwa beberapa temannya ikut menyiapkan dua pasang sumpit untuk masing-masing anggota keluarga saat makan bersama.
Perubahan kebiasaan makan ini juga tercermin dalam sebuah survei yang melibatkan 30.000 responden di Xiamen pada Maret. Hampir 85 persen dari responden menyatakan perlu menyiapkan sendok atau sumpit khusus untuk mengambil lauk-pauk saat makan bersama demi mencegah penularan penyakit.
Otoritas China pun menyakini bahwa menyiapkan lauk-pauk yang dimakan bersama-sama dari satu wadah dapat menjadi media penularan di antara anggota keluarga. Sekitar 83 persen dari klaster kasus Covid-19 di China merupakan transmisi yang terjadi di antara anggota keluarga, menurut National Health Commission.
Kekhawatiran akan penularan Covid-19 tak hanya membuat keluarga di China mengubah cara mereka makan, tetapi juga mengubah cara restoran menjalankan bisnis mereka. Banyak restoran di China yang kini menyediakan alat makan khusus untuk mengambil lauk-pauk.
“Dulu hanya restoran kelas atas yang melakukan itu, restoran kecil seperti milik saya perlu menekan biaya serendah mungkin, semakin banyak alat makan yang digunakan berarti semakin banyak tangan yang dibutuhkan untuk mencucinya,” kata pemilik restoran di Jiaxing, Den Yanping.
Selain menyediakan alat makan tambahan, banyak pula restoran yang memosisikan meja makan dan bangku sesuai dengan panduan jaga jarak aman. Perubahan-perubahan ini dilakukan agar pelanggan merasa aman dan mau kembali makan di restoran.
Mengubah tradisi dan kebiasaan makan yang sudah berlangsung sejak lama tentu bukan kebiasaan mudah. Akan tetapi, perubahan ini dinilai sebagai langkah awal yang baik untuk bisa mencegah penularan Covid-19.
Sumber: https://republika.co.id/berita/qbz1ev414/covid19-ubah-kebiasaan-pakai-sumpit-warga-china