Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan target vaksin merah putih yang dikerjakan oleh Universitas Airlangga adalah akhir 2021 sudah bisa produksi massal dan vaksinasi.
“Catatan, ada pabrik dan industri untuk vaksin adenovirus, sampai saat ini belum ada. Kami berharap, swasta yang urus BPOM untuk CPOB. Sehingga bisa melakukan ini,” katanya saat rapat kerja dengan Komisi IX bersama Kemenkes dan Kemenristek di Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Baca Juga : Kabar Baik! Vaksin Corona Novavax Manjur 89% Lawan Covid-19 (doctortool.id)
Hal sama juga untuk vaksin merah putih yang dikembangkan oleh Universitas Indonesia (UI). Menggunakan DNA mRNA yang relatif baru sebagai platform vaksin, hal ini belum bisa dilakukan oleh Bio Farma.
“UI sedang mencari untuk hilirisasi. Sehingga rata-rata mereka sudah punya timetable masih persyaratan pabrik yang sanggup,” katanya.
Sebagaimana diketahui, vaksin merah putih tak hanya dikembangkan oleh Eijkman dan LIPI. Tapi juga beberapa universitas seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Airlangga (Unair), Insititute Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Yang dominan protein rekombinan. Platform saat ini banyak dipakai, memang ketika covid-19, berbagai platform terbaru. Vaksin ini berbasis virus dan dilakukan oleh peneliti Indonesia. Diproduksi pabrik Indonesia,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Subandrio mengatakan Eijkman mendapat tugas mengembangkan vaksin merah putih. Pada akhir Maret 2021 akan menyerahkan batch pertama bibit vaksin berdasarkan platform protein rekombinan kepada Bio Farma.
“Walau masih ada proses lainnya. Ada tiga model dari platform yang sama. Protein rekombinan yaitu menggunakan sistem ekspresi sel mamalia transien. artinya tidak menetap, kedua menggunakan masih sel mamalia ekspresi lebih stabil ketiga menggunakan sistem ekspresi sel ragi yeast. yang akan terlebih dahulu, paling cepat adalah yang menggunakan ekspresi ragi,” katanya.
Diharapkan uji klinik fase 1 sudah bisa dimulai akhir tahun ini. Namun targetnya masih membutuhkan 1 tahun dari saat ini untuk bisa menyelesaikan uji klinik. “Sehingga diharapkan EUA (izin penggunaan darurat) diperoleh di kuartal satu atau dua dari 2022,” pungkasnya.
Sumber : Menristek Beberkan Kabar Terbaru Vaksin Covid Made in RI (cnbcindonesia.com)