Penulis Gloria Setyvani Putri | Editor Gloria Setyvani Putri
KOMPAS.com – Beberapa minggu lalu perusahaan farmasi AS Moderna melaporkan hasil sementara yang menjanjikan. Kini Moderna telah memiliki hasil final dari uji coba fase 3 vaksin Covid-19 yang dikembangkannya. Dalam pengumuman terbaru, Moderna menyatakan bahwa kemanjuran keseluruhan vaksin mereka adalah 94,1 persen – sebelumnya 94,5 persen – dan 100 persen efektif mencegah kasus penyakit Covid-19 yang parah.
Baca juga: Peneliti Ungkap Alasan Pria Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona
Menindaklanjuti kabar menggembirakan ini, Moderna mengatakan akan segera mengajukan permohonan ke FDA untuk otorisasi vaksin Covid-19. Moderna mengharapkan jawaban dari FDA pada 17 Desember 2020 nanti. Dilansir IFL Science, Selasa (1/12/2020) uji coba Moderna melibatkan 30.000 peserta AS. Setengah dari peserta diberi dua dosis vaksin (pemberian terpisah empat minggu) dan setengah lainnya diberi vaksin plasebo yang dijadikan kelompok kontrol.
Selama uji coba, 196 orang mengembangkan Covid-19. Itu terdiri dari 185 orang yang ada di kelompok plasebo dan 11 orang di kelompok vaksin. 30 kasus pada kelompok plasebo mengalami gejala Covid-19 parah dan tidak ada kasus yang parah pada kelompok vaksin. “Analisis primer yang menunjukkan hasil positif ini menegaskan kemampuan vaksin untuk mencegah penyakit Covid-19 dengan tingkat kemanjuran 94,1 persen.
Yang terpenting, vaksin kami mampu mencegah penyakit Covid-19 yang parah,” kata Stéphane Bancel, CEO Moderna, dalam sebuah pernyataan. “Kami yakin vaksin kami akan menjadi alat canggih yang dapat mengubah nasib pandemi ini dan membantu mencegah penyakit parah, rawat inap, bahkan kematian,” imbuh Bancel.
Menindaklanjuti kabar menggembirakan ini, Moderna mengatakan akan segera mengajukan permohonan ke FDA untuk otorisasi vaksin Covid-19. FDA pun menyambut baik kabar dari Moderna. Bahkan, pihaknya mengatakan bahwa ini adalah hasil yang luar biasa. “Ini mengejutkan. Ini adalah data yag luar biasa,” kata Dr, Paul Offit, anggota komite penasehat vaksin Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS dilansir CNN, Selasa (1/12/2020).
Cara kerja vaksin Moderna
Seperti yang terlihat pada data sementara, vaksin Moderna dapat ditoleransi dengan baik tanpa adanya laporan efek samping signifikan. Efek samping paling umum dari vaksin ini adalah kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, dan nyeri atau kemerahan di sekitar tempat suntikan. Efek samping ini serupa dengan yang mungkin Anda alami saat menerima vaksin flu.
Vaksin bekerja dengan menyuntikkan sebagian kecil kode genetik virus, mRNA, ke dalam tubuh manusia. Ini digunakan oleh sel-sel tubuh sebagai petunjuk untuk menghasilkan protein tertentu dari virus. Ketika protein ini memasuki aliran darah, sistem kekebalan kita diaktifkan dan belajar bagaimana menyingkirkan virus.
Ketika sistem kekebalan bertemu lagi dengan virus yang sebenarnya, ia mengenali virus dan dapat menanganinya dengan cepat. Saat ini tidak pasti berapa lama kekebalan tersebut bertahan. Untuk penyimpanan jangka panjang, vaksin Moderna perlu disimpan pada suhu deep freezer -20 derajat Celsius, tapi dapat disimpan di lemari es biasa hingga enam bulan.
Langkah selanjutnya FDA dijadwalkan untuk bertemu dengan Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologi Terkait pada 10 Desember untuk meninjau aplikasi vaksin Pfizer dan pada 17 Desember untuk meninjau aplikasi Moderna. Offit yang merupakan anggota panel FDA mengatakan, penting untuk melihat apakah masih ada orang tertular Covid-19 bahkan setelah divaksinasi.
Jika FDA memberi otorisasi penggunaan darurat vaksin, dalam satu atau dua hari komite penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS akan membuat rekomendasi tentang siapa yang harus divaksinasi lebih dulu. Kelompok pertama yang mendapat vaksin kemungkinan petugas medis dan lansia. Moderna mengharapkan, pada akhir bulan Desember 2020 ada sekitar 20 juta dosis vaksin yang tersedia di AS. Pada tahun 2021, Moderna berharap dapat memproduksi dan mengirimkan antara 500 juta hingga 1 miliar dosis secara global.