Post: Pemanasan Global Bisa Mengancam Kesehatan Ginjal
Sebuah studi baru menunjukkan, pemanasan global sebagai akibat perubahan iklim juga dapat memberi dampak serius pada kesehatan manusia, terutama pada ginjal. Lantas, bagaimana pemanasan global dapat memengaruhi dan mengancam kesehatan ginjal?
Baca Juga: Membangun Ketahanan Kesehatan Melalui UU Kesehatan
Bukti dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan, suhu bumi telah meningkat hingga 0,08 derajat Celsius per dekade sejak 1880. Tingkat pemanasan global sejak tahun 1981 dua kali lebih cepat 0,18 derajat Celsius. Sementara, suhu permukaan pada tahun 2022 mencapai 0,86 derajat Celsius, lebih hangat dari 20 tahun lalu.
Data tersebut menunjukkan kenaikan suhu global yang signifikan. Pemanasan global ini pun memiliki implikasi serius terhadap kesehatan ginjal manusia. Penyakit ginjal kronis yang disebabkan oleh stres panas dapat menjadi masalah kesehatan yang serius bagi pekerja di seluruh dunia, karena suhu global diprediksi akan meningkat dalam beberapa dekade ke depan, seperti yang telah diingatkan oleh para ahli medis.
Pemanasan suhu meningkatkan risiko dehidrasi
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Society of Nephrology menemukan, perubahan iklim mempercepat tingkat penyakit ginjal kronis, seperti yang dikutip dari Science Daily , Senin (25/9/2023). Sebuah tim yang dipimpin oleh Richard Johnson dari Fakultas Kedokteran Universitas Colorado menemukan, penyakit ginjal kronis ternyata semakin sering terjadi di daerah dengan suhu panas yang diakibatkan oleh pemanasan global yang meningkat.
Mereka meyakini, risiko nefropati atau gangguan fungsi ginjal telah meningkat sebagai akibat dari pemanasan global dan peningkatan gelombang panas yang ekstrem, serta memiliki dampak serius terhadap pekerja pertanian. Pengurangan curah hujan turut memperburuk musibah ini, karena mengurangi pasokan air dan kualitas air saat suhu meningkat. “Kami dapat menghubungkan peningkatan tingkat penyakit ginjal kronis di berbagai daerah dengan mekanisme yang mendasarinya, yaitu tekanan panas dan dehidrasi, yang berkaitan dengan suhu dan iklim,” ujar Dr. Johnson. “Jenis penyakit ginjal baru, yang muncul di berbagai daerah panas di seluruh dunia, memiliki hubungan erat dengan suhu dan iklim, dan mungkin merupakan salah satu epidemi pertama yang disebabkan oleh pemanasan global,” sambungnya.
Pengaruh suhu tinggi pada ginjal
Sementara itu, dilansir dari World Economic Forum, Senin (25/9/2023), dalam sebuah studi, ilmuwan menemukan, setiap kenaikan suhu sebesar 1 derajat Celsius dapat meningkatkan perkiraan risiko rawat inap penyakit ginjal yang berlangsung hingga tujuh hari sebesar 0,9 persen. Risiko ini bahkan lebih tinggi pada anak-anak di bawah usia empat tahun, orang dewasa yang berusia di atas 80 tahun, dan wanita. Penulis studi mencatat, meski pun angka 0,9 persen mungkin terlihat kecil, dampaknya sangat signifikan ketika diterapkan pada lebih dari 212 juta penduduk Brasil. “Kami telah mengetahui bahwa suhu memengaruhi ginjal, sesuai dengan pengetahuan para dokter. Namun, penelitian sebelumnya belum pernah dilakukan dalam konteks ini,” ujar salah satu penulis studi, Micheline de Sousa Zanotti Stagliorio Coelho.