JAKARTA, KOMPAS.com – Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah akan terus memantau perkembangan pengadaan vaksin dari negara penyedia. Hal itu dilakukan untuk memastikan Indonesia memperoleh stok vaksin sesuai dengan yang dijanjikan, yakni 290-340 juta dosis vaksin yang akan digunakan hingga akhir 2021.
Baca juga: Cegah Penularan Covid-19 di Keluarga
“Tentunya dengan adanya (perjanjian) kita sudah dengan lebih awal kita bisa memastikan akses tersebut. Dan bila meleset kami selalu memonitoring ketersediaan vaksin yang ada di pengembang dunia,” ujar Wiku lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (25/8/2020).
Selain itu, Wiku mengatakan, pemerintah terus mendorong konsorsium dalam negeri antara PT Bio Farma dan Lembaga Eijkman untuk terus berupaya menyelesaikan produksi vaksin Covid-19 merah putih. Sebelumnya Jokowi mengatakan, Indonesia telah mendapat komitmen pengadaan vaksin Covid-19 hingga 290 juta dosis yang cukup digunakan sampai akhir 2021.
Upaya mengamankan vaksin dilakukan atas kerja sama antara Indonesia melalui PT Bio Farma dengan perusahaan medis asal China, Sinovac pada Kamis (20/8/2020). Penandatangan itu disaksikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir dalam kunjungannya di Sanya, Hainan, China.
“Kami berdua menyaksikan penandatanganan perjanjian antara Bio Farma dan Sinovac untuk memperkuat kerja sama vaksin, ada dua dokumen yang ditandatangani antara Sinovac dan Bio Farma,” kata Retno dalam konferensi pers, Kamis.
Dokumen pertama adalah “Preliminary Agreement of Purchase and Supply of Bulk Product of Covid-19 Vaccine” yang menyepakati komitmen ketersediaan suplai vaksin hingga 40 juta dosis vaksin. “Menyepakati komitmen ketersediaan suplai bulk vaccine hingga 40 juta dosis vaksin mulai November 2020 hingga Maret 2021,” kata Retno.