Studi: Kasus Ringan Covid-19 Juga Berikan Kekebalan Tubuh yang Lama

Studi: Kasus Ringan Covid-19 Juga Berikan Kekebalan Tubuh yang Lama
Ilustrasi virus corona, Covid-19(Shutterstock)

Penulis Vina Fadhrotul Mukaromah | Editor Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Para ilmuwan tengah memantau respons imun atau kekebalan tubuh terhadap virus corona selama berbulan-bulan. Terbaru, peneliti melihat munculnya tanda imunitas yang kuat dan bertahan lama, bahkan pada orang-orang yang hanya mengalami gejala ringan Covid-19.

Baca juga: Simak, Berikut Peringatan WHO soal Covid-19

Antibodi pelawan penyakit, serta sel kekebalan tubuh yang disebut sel B dan sel T yang mampu mengenali virus, bertahan selama berbulan-bulan setelah infeksi ditangani. “Inilah yang Anda harapkan,” kata Ahli Imunologi di University of Washington, Marion Pepper, sebagaimana dikutip The New York Times, Senin (17/8/2020).

“Semua bagian di sana (temuan baru) memiliki respons kekebalan yang sangat protektif,” lanjut Pepper. Ahli Imunologi di Uniersity of California, Smita Ayer, juga mengungkapkan keyakinan yang sama.  “Ini (temuan baru) sangat menjanjikan. Temuan ini menciptakan optimisme terhadap kekebalan dan vaksin yang potensial,” kata dia.

Penelitian tentang virus corona dan pengembangan vaksin memang dilakukan dengan sangat cepat oleh berbagai pihak. Upaya-upaya untuk meneliti dan mengembangkan vaksin ini terus dilakukan dengan kasus baru Covid-19 yang masih terus dilaporkan setiap harinya di berbagai negara dunia. Sudah hampir 8 bulan pandemi berlangsung, yaitu sejak kasus pertama diidentifikasi di Wuhan, China, akhir Desember 2019.

Meskipun para peneliti belum dapat memperkirakan berapa lama respons kekebalan yang ditemukan akan bertahan, banyak ahli yang menganggapnya sebagai indikasi yang baik. Artinya, tubuh memiliki kemungkinan yang baik untuk melawan virus corona jika terpapar kembali. “Semuanya benar-benar bekerja sebagaimana mestinya,” kata Ahli Imunologi di Unversity of Arizona, Deepta Bhattacharya.

Meski demikian, Dr Pepper kembali menekankan bahwa perlindungan terhadap paparan kembali virus corona belum dapat dipastikan hingga ada bukti yang lebih banyak. “Perlindungan terhadap infeksi ulang tidak dapat sepenuhnya dikonfirmasi hingga ada bukti yang lebih banyak pada orang-orang yang terinfeksi Covid-19 kembali atau untuk kedua kalinya,” ujar dia.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Ahli Imunologi di University of Michigan, Cheong-Hee Chang.  “Sulit diprediksi tentang apa yang akan terjadi kemudian. Manusia sangat heterogen. Ada begitu banyak faktor yang dapat berperan,” katanya. Penelusuran terhadap respons manusia juga membutuhkan waktu yang panjang.

“Memori kekebalan yang baik, membutuhkan molekul dan sel yang melimpah, efektif, dan tahan lama. Para ilmuwan belum dapat mengatakan ketiganya telah terpenuhi secara pasti,” tambah Dr Pepper.  Dr Pepper menyebutkan, temuan ini dapat membantu meredam kekhawatiran baru-baru ini atas kemampuan virus menipu sistem kekebalan tubuh dan membuat orang rentan terkena penyakit berulang kali.

Sumber: https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/17/191000065/studi–kasus-ringan-covid-19-juga-berikan-kekebalan-tubuh-yang-lama?page=all

Categories
Archives