Jakarta – Pasien dengan penyakit katastropik diproyeksikan sebagai prioritas dalam penanganan BPJS Kesehatan. Pasalnya, penyakit seperti jantung koroner, gagal ginjal, dan kanker disebut mengkonsumsi dana paling besar.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof Ali Ghufron Mukti. Dirut baru yang akan menjabat pada periode 2021-2026 dan baru saja dilantik Presiden Joko Widodo pada 22 Februari 2021 ini menilai, penyakit katastropik tak hanya perlu diprioritaskan dalam hal penanganan, tapi juga promosi pencegahan.
Selain untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, juga menekan pengeluaran BPJS Kesehatan yang paling banyak teralokasi untuk pengobatan 3 jenis penyakit katastropik tersebut.
“Itu (penyakit katastropik) konsumsi dana BPJS besar. Tentu menjadi perhatian kita. Tapi kami ingin, promosi prevensi atau pencegahan, kemudian menjaga diri untuk sehat tidak jatuh sakit, itu yang utama. Kami akan tentu menekankan itu,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (3/3/2021).
Prof Ghufron menyebut, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, dan kanker sejauh ini menjadi prioritas BPJS Kesehatan. Akan tetapi, hal ini masih perlu dikaji kembali untuk melihat metode penanganan dan pencegahan yang tepat lantaran pengobatannya memakan biaya yang besar.
“Tentu kita akan melihat, memetakan secara keseluruhan. Nanti kita lihat mana dan seperti apa kira-kita bottleneck penyakit yang prioritas. 3 penyakit itu penyakit yang paling mengkonsumsi dana BPJS,” imbuhnya.
Ia menyebut, defisit BPJS Kesehatan hingga kini masih terjadi, tercatat mencapai Rp 7 triliun.