2 Cara Deteksi Pemicu Alergi Anak di Rumah

Ilustrasi. Dokter mengatakan deteksi dini pemicu alergi anak bisa dilakukan di rumah. Berikut ini caranya. (iStockphoto/kwanchaichaiudom)

Sering kali orang tua merasa kebingungan menghadapi alergi anak karena tidak mengetahui penyebabnya. Ternyata, deteksi dini pemicu alergi anak bisa dilakukan di rumah.
Kebingungan dan khawatir bisa muncul jika mendapati anak mengalami reaksi alergi usai mengonsumsi makanan tertentu. Reaksi bermacam-macam, mulai dari gatal-gatal, muncul bentol biduran pada kulit, hingga yang paling parah sesak napas.

Baca Juga : Hepatitis B Banyak Ditularkan dari Ibu ke Anak

Orang tua juga kerap kebingungan untuk mengetahui penyebab alergi pada anak, sebab banyak makanan dikonsumsi anak dalam satu hari. Tentu bukan hal yang mudah untuk mendeteksi hanya dalam satu kali lihat.

Dokter spesialis anak konsultan alergi imunologi di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC) Jakarta, Molly Dumakuri Oktarina mengatakan deteksi alergi tetap bisa dilakukan orang tua di rumah. Hal ini sebagai langkah awal sebelum membawa anak tes alergi secara medis di fasilitas kesehatan.

“Bisa tes sendiri di rumah, yang penting orang tua mau dan sabar untuk melakukannya,” kata Molly dalam webinar yang digelar Rumah Sakit MMC, Jakarta, Selasa (25/7).

Kata Molly ada dua cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mendeteksi alergi pada anak. Berikut caranya:

1. Eliminasi
Metode eliminasi adalah salah satu cara deteksi alergi pada anak yang memerlukan catatan dan perhatian orang tua. Hal ini berkaitan dengan makanan atau aktivitas yang sering dilakukan anak.

Para orang tua kata Molly memang harus mencatat semua aktivitas dan makanan yang dikonsumsi anak. Melalui catatan-catatan ini bisa dideteksi apa pemicu anak mengalami alergi.

“Misalnya, dari catatan itu diketahui si anak sering gatal-gatal kalau makan mi ayam. Coba dihentikan makan mi ayamnya, kalau hilang gejalanya bisa disimpulkan penyebabnya mi ayam,” kata dia.

Jika gejala alergi anak sedang, metode eliminasi makanan atau aktivitas tertentu bisa dihentikan selama dua minggu. Tapi, jika gejala yang muncul cukup berat maka eliminasi bisa dihentikan selama empat minggu.

“Selama kurun waktu tersebut, ada atau tidak gejala muncul. Kalau tidak ada berarti benar penyebabnya, misal mi ayam,” kata dia.

Setelah cara ini dilakukan jika orang tua merasa belum yakin bisa dilanjutkan melakukan pemeriksaan alergi ke rumah sakit.

2. Metode provokasi
Metode ini kebalikan dari metode eliminasi. Provokasi bisa dilakukan dengan memberikan makanan atau melakukan berbagai aktivitas yang dicurigai bisa memicu alergi.

“Tapi metode ini harus dilakukan dengan hati-hati dan sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter dulu. Tidak dianjurkan juga dilakukan pada anak yang memiliki reaksi alergi cukup parah,” katanya.

Sumber : 2 Cara Deteksi Pemicu Alergi Anak di Rumah

Categories
Archives